Cianjur, Koranpelita.com
Masa isolasi lima pejabat Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Mukti Pemkab Cianjur, Jawa Barat, diperpanjang, selama 14 hari. Semula masa isolasinya berakhir 2 Maret 2020.
Perpanjangan itu,untuk mengantisipasi kemungkinan masih adanya potensi penularan Covid-19.Perpanjangan masa isolasi tersebut merupakan perintah Plt. Bupati Cianjur H. Herman Suherman, karena khawatir mereka terjangkit Covid-19 meski saat ini dinyatakan sehat.
“Mereka harus berdiam diri di rumah masing-masing selama 14 hari ke depan,” kata Herman, Kamis (2/4).
Menurutnya, banyak orang yang pulang dari luar negeri awalnya ketika diperiksa, dinyatakan sehat atau negatif Covid-19, tapi beberapa hari kemudian mereka terjangkit dan positif Covid-19.
Dicontohkan, Walikota Bogor Bima Arya. Sepulang dari luar negeri, ketika dites, hasilnya memang negatif. Tapi kemudian dia terjangkit dan positif Covid-19.
Hal itu tidak mustahil terjadi pada empat pejabat dan seorang staf Perumdam Tirta Mukti serta tiga orang istri mereka, sehingga Plt. Bupati Cianjur menganggap perlu memperpanjang masa karantina mandiri terhadap mereka.
Seperti diketahui, Dirut Perumdam Cianjur bersama Direktur Umum, Kepala Bagian Produksi, Kasubbag Kas, dan seorang staf Bagian Produksi, serta tiga orang istri, setibanya di Tabah Air sepulang dari Eropa, Kamis dua pekan lalu, langsung dikarantina selama 14 hingga 2 Maret 2020 untuk mencegah potensi penyebaran Covid-19.
Keberangkatannya ke Eropa itu sendiri berawal ketika mereka berniat melaksanakan ibadah umroh di Tanah Suci Mekah. Namun ketika tiba di sana, pemerintah Kerajaan Arab Saudi menutup kegiatan ibadah umroh dengan alasan mencegah penyebaran Covid-19.
Tapi mereka bukannya kembali pulang ke Tanah Air, melainkan melanjutkan perjalanannya ke Eropa. Memang saat itu Cianjur dan Jawa Barat secara keseluruhan belum ditetapkan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) atau pandemi Covid-19.
Baru sekitar sepekan kemudian KLB ditetapkan, dan mereka masih asik berada di Eropa. Ini yang kemudian menuai kritik dari berbagai kalangan. (Man Suparman).