Cianjur, Koranpelita com
Dampak diliburkannya sekolah atau kegiaran belajar mengajar dan aktivitas lainnya di Cianjur, Jawa Barat, dikeluhkan oleh para pengemudi angkutan kota (angkot), karena sepi penumpamg.
Beberapa orang pengemudi angkot mengemukakan, biasanya pagi-pagi ramai penumpang yang akan ke sekolah dan ke pasar ,”Sekarang jalanan sepi, hingga jam sembilan ini baru dapat uang dua puluh ribu,” kata Dapron pengemudi angkot 02.
Para tukang warung yang belanja ke pasar untuk jualan di warung-warung sepi. Ramainya yang belanja ke pasar orang-orang berduit untuk belanja stok pangan dengan berbelanja di Pasar Induk.
Pantauan www.koranpelita.com jalanan di kota Cianjur agak sepi, banyak toko, warung nasi, kafe yang tutup,”Ya untuk sementara kami tutup,” kata salah seorang pemilik kafe di kota ini.
Sebagaimana diberitakan, untuk mencegah merebaknya Covid-19 (Virus corona) di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman mengambil langkah dengan meliburkan sekolah selama kurun waktu 2 pekan.
“Untuk Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, saya menginstruksikan bahwa sekolah agar diliburkan selama 2 pekan, mulai 16 Maret s/d 28 Februari,”ujar Herman di Pendopo Cianjur, Minggu (15/3).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Oting Zaenal Mutaqin menyampaikan, berdasarkan surat edaran Pak Gubernur, dalam rangka pencegahan Virus Korona, mulai tanggal 16 maret sampai dengan 28 Februari, kegiatan sekolah dialihkan di rumah masing masing, tidak diliburkan.
“Jadi tidak libur, tetep belajar hanya di rumah masing masing. Dengan cara melalui akses sekolah online ruang guru,”ujar Oting.
Adapun untuk para guru lanjut Oting, mereka semua tetap masuk ke sekolah dan di sekolah mereka memandu para muridnya belajar, memanfaatkan media secara online.
” Jadi guru tetap memandu mereka belajar di rumah. Kepada orang tua saya minta untuk perhatikan agar supaya anaknya ini bener bener belajar di rumah jangan sampe berkeliaran ke mana mana,”pungkasnya.(Man Suparman)