Sampit, Koranpelita.com.
Irwan Fakhrudin warga Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) Provinsi Kalte g,yang juga seorang pemerhati berkenaan dengan Pilkada tahun 2020 di daerahnya berpendapat, dalam setiap kontestasi Pilkada, rekomendasi dari partai politik untuk bacalon amat dibutuhkan.
Karena tanpa rekomendasi dari partai politik maka bacalon tidak bisa ikut dipertarungan Pilkada, Kecuali di jalur independen yang juga tidak mudah.
Untuk Kotim syarat calon agar bisa maju di Pilkada harus memiliki 20 persen dukungan anggota DPRD Kotim dari jumlah 40 kursi anggota DPRD Kotim, artinya minimal 8 kursi harus dikantongi agar dapat mentas di Pilkada Kotim.
Jumlah kursi terbanyak untuk DPRD Kotim periode 2019-2024 adalah PDIP 7 kursi, disusul Golkar 6 kursi,PAN 6 kursi, Gerindra 5 kursi,PKB 4 kursi, Nasdem 4 kursi, Demokrat 5 kursi,PKS 1 kursi,PSI 1 kursi, Hanura 1 kursi.
Karena perolehan suara dari partai politik tidak ada yang mencapai 8 kursi, maka koalisi diperlukan untuk mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati Kotim 2021-2024 di kontestasi Pilkada politik nanti.
Partai boleh mengusung calon siapapun di Pilkada Kotim 23 September 2020, tapi hendaknya harus melalui analisa yang tajam dan mendengar suara rakyat.
Setiap gelaran Pilkada diselenggarakan, saya perhatikan, partai politik diduga lebih mementingkan sisi pragmatis yang berujung dengan politik transaksional yang selalu mementingkan aspek sinyalemen kekuatan finansial.
Sebenarnya dalam politik itu hal yang mungkin lumrah ?Politik itu disinyalir dinamis dan barangkali juga pragmatis? Hanya, meski dinamis dan diduga pragmatis, politik juga memiliki etika.
Partai politik juga harus mendengarkan suara konstituennya dan suara rakyat.Pada posisi inilah partai politik yang memiliki kursi di DPRD Kotim mengalami ujian, apakah mereka seorang yang pragmatis ala Machiavelli atau seorang yang tahan uji dan teguh pendirian untuk betul-betul mendengar suara konstituennya dan suara rakyat.
Sebab partai politik sebagai elemen penting dari sebuah demokrasi harus dibangun dengan semangat demokrasi dan reformasi.
Dengan mempraktekkan gagasan berkhidmat kepada kepentingan seluruh rakyat, seperti ideologi dan visi didirikannya partai politik.
Demokrasi memang melelahkan dan kadang mengecewakan karena para pemangku kepentingan disinyalir tidak tahan godaan materi dan syahwat kekuasaan.
Hal ini yang membuat pupusnya harapan dan keinginan perubahan kehidupan kita yang lebih baik dan sejahtera di partai politik,sebab para elit partai politik diduga lebih mementingkan kepentingan jangka pendek dan kelompoknya saja.Wallahu’alam bish-shawab.( Ruslan AG).