Jakarta, Koranpelita.com
Berbagai upaya agar tidak terjadi kerusakan jalan di jalur tol dan mengurangi angka kecelakaan terus dilakukan. Namun hasilnya belum signifikan.
Sebab, sebagian pemilik truk dinilai masih memiliki sikap egois sehingga armadanya melebihi kapasitas atau overload. Upaya yang dilakukan pengelola jalan tol belum mampu menurunkan angka kecelakaan
“Pemilik truk itu egois. Karena biaya truk masuk jalur tol dianggap mahal sehingga muatan dilebihin,” kata Dirut Waskita Tol Road, Herwidakto, kepada wartawan, kemarin.
Meski demikian operator yang tergolong baru ini, tetap melaksanakan kampanye “Setuju” artinya selamat sampai tujuan.
Caranya, melakukan pemeriksaan truk yang diguga bermuatan lebih dengan menggunakan WIM (weight in motion).
Upeya ini dilakukan bersama jajaran Kepolisian, Kementerian Perhubungan, asosiasi tol Indonesia) dan sejumlah petugas khusus.
Truk, lanjutnya, menyebabkan lendutan saat jalan di tol. Lendutan ini, yang sering membuat jalan rusak. Maka kelebihan muatan bagi truk harus dioptimalkan.
Selain itu, laju ke daraan bermuatan lebih sering membuat macet dan adakalanya menimbulkan kendaraan lain celaka karena lajunya sangat lambat.
“Kalau tidak muatan berlebih truk bisa melaju dengan kecepatan antara 60/km hingga 100/km,” ujarnya.
Harapannya, jika semua pengguna jalan tol memenuhi aturan bisa menekan angka kecelakaan dan kerusakan jalan juga berkurang. Sehingga slogan setuju bisa berhasil dengan baik.
Sementara, Sekjen Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiono menambahkan, dalam kampanye aksi keselamatan terdapat tiga motif dasar terhadap kendaraan dengan ukuran kelebihan muatan atau Odol.
Salah satunya adalah ada rasa keadilan terhadap masyarakat yang terusik.
“Lambannya laju truk ganggu pelanggan lain yang memiliki hak yang sama,” ujarnya.
Menurut Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Kementerian PUPR Agita Widjajanto menyampaikan sepanjang tahun 2020 akan diberlakukan kampanye Selamat Sampai Tujuan (Setuju) terkait fenomena Over Load Over Dimension (ODOL).
N omenklatur Setuju akan terus digaungkan selama setahun ke depan mengingat fenomena ODOL ini telah menyumbang kecelakaan terbanyak di jalan tol.(oto)