Oleh: Rendy Muhamad Iqbal, S.Si, M.Si
Pembangunan berkelanjutan merupakan aspek penting yang harus diprioritaskan pemerintah. Persyerikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan 17 bidang yang menjadi fokus utama dalam pembangunan berkelanjutan (Suinstable Development Goals). Salah satu bidang yang sangat vital di semua negara ialah bidang energi.
Ketika berbicara tentang sumber daya alam Indonesia, banyak sekali peluang untuk mengembangkan energi terbarukan yang tidak bergantung kepada minyak bumi. Hal ini dikarenakan minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan akan habis di masa depan.
Energi terbarukan menjadi hal penting dikarenakan banyak sumber daya alam lain yang bisa dimanfaatkan, hal ini bergantung pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada suatu negara. Pada saat ini, Kalimantan Tengah terdapat banyak sekali lahan perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan biomassa, biomassa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pengembangan bioenergi yang dapat diturunkan menjadi beberapa produk bahan bakar seperti bahan bakar padat dan gas metana melalui beberapa proses pengolahan. Selain itu, menilik potensi alam Kalimantan Tengah lainnya, pasir puya atau secara ilmiah merupakan zircon silikat merupakan material yang banyak dikembangkan untuk compartment pada sel bahan bakar (fuel cell). Dimasa depan, sel bahan bakar akan memainkan peranan yang sangat besar dikarenakan tidak mengasilkan emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.
Kemudian, mineral besi yang ada di Kalimantan Tengah juga bisa dimanfaatkan sebagai fotoanoda pada sel surya, hal ini sudah pasti sangat menguntungkan dikarenakan letak provinsi Kalimantan Tengah berdekatan dengan garis kathulistitwa dimana intensitas sinar matahari lebih tinggi dibandingkan kawasan lain. Sel surya sudah banyak dimanfaatkan di Indonesia namun masih menggunakan material yang mahal dan tidak berbasis mineral alam Indonesia, secara umum SiGe merupakan material yang banyak digunakan untuk sel surya komersil. Peneliti di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan bahan alam sebagai bahan baku dalam pengembangan energi.
Selama ini, bahan alam Kalimantan Tengah diekspor keluar negeri namun Indonesia mengimpor kembali barang tersebut dalam produk yang sudah diolah. Jika Indonesia dapat mengembangkan sendiri maka hal ini akan meningkatkan produktivitas dan memicu pertumbuhan ekonomi.
Sumber energi terbarukan tidak hanya dapat dikembangkan dari bahan alam, tetapi bisa dari sampah plastik yang dapat diproduksi melalui proses pirolisis-perengkahan. Proses perengkahan dapat memanfaatkan katalis yang dimodifikasi dari lahan gambut bekas terbakar. Lahan gambut bekas terbakar mengandung unsur karbon yang dapat dikembangkan menjadi katalis heterogen yang mampu merubah fraksi plastik menjadi fraksi bahan bakar cair. Sehingga banyak hal yang dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan. Kemudian, katalis berbasis karbon ini juga dapat digunakan dalam produksi biodiesel dari minyak-minyak tanaman yang ada di Kalimantan Tengah atau dari minyak goreng bekas yang mengandung asam lemak bebas (free fatty acid). Kalimantan Tengah memiliki banyak potensi besar untuk mewujudkan kemandirian energi di masa depan dan mendukung program pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh PBB.
Kemandirian energi akan mensejahterakan rakyat dan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan di masa depan harus digaungkan untuk menjaga kestabilan lingkungan dan perubahan iklim (climate change). ( Penulis, Dosen Jurusan Kimia di Fakultas MIPA Universitas Palangka Raya ( UPR) di Palangka Raya.)