Jakarta,Koranpelita.com
Industri fashion muslim merupakan bagian dari sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang memiliki kinerja yang cukup baik bagi perekonomian nasional. Pada 2019, nilai ekspor produk TPT nasional mencapai 12,9 miliar dolar AS.
“Laporan The State Global Islamic Economy menyatakan konsumsi fashion muslim dunia saat ini mencapai 270 miliar dolar AS atau setara Rp 3.830 triliun. Di Indonesia, konsumsi fahion muslim mencapai 20 miliar dolar AS dengan pertumbuhan industri mencapai sekitar 18 persen per tahun,” ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki, saat membuka Muslim Fashion Festival 2020 (MUFFEST), di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Dalam sambutannya, Teten menjelaskan bahwa MUFFEST merupakan langkah nyata dari penyelenggara dan industri fashion muslim untuk menjadi Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia. Indonesia juga memiliki pelaku produk muslim yang potensial dan masih bisa dikembangkan lagi.
Mengutip laporan tersebut, ia juga mengatakan lembaga tersebut juga memproyeksi konsumsi busana muslim akan terus meningkat dengan laju pertumbuhan lima persen setiap tahunnya. Dengan begitu, konsumsi busana muslim dunia diperkirakan mencapai 361 miliar dolar AS pada 2023. “Pelaku fashion harus memanfaatkan potensi ini agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk muslim, tetapi juga sebagai produsen,” tegas Teten.
Sementara itu, National Chairman Indonesian Fashion Chamber, Ali Charisma, dalam sambutan pembukanya kembali menegaskan peran industri fashion melalui MUFFEST sebagai medium untuk melakukan kampanye ramah lingkungan.
“Semakin hari semakin banyak desainer yang membatasi atau mengurangi sampah hasil industri seperti kain sisa, sampah pewarnaan bahan, dan lain-lain. Hal ini merupakan komitmen para pelaku industri untuk semakin ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik,” terang Ali. (Frns)