Semarang, Koranpelita.com
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah Arif Sambodo menyatakan, stok bawang putih di Jawa Tengah masih di level aman. Harga bawang putih yang pada beberapa hari lalu sempat melonjak drastis, kini berangsur normal atau berkisar antara Rp 45 ribu – Rp 50 ribu per kilogram.
“Kenaikan harga bawang putih sebenarnya sudah dimulai sejak minggu ke 4 Desember 2019, dimana permintaan mengalami peningkatan dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru. Kenaikan berikutnya dalam menghadapi Imlek, kemudian kenaikan terakhir terjadi di awal Februari 2020 dengan kenaikan hampir 100 persen, pemicunya adalah isu virus Corona,” papar Arif Sambodo saat konferensi pers di Gedung A Lantai 1 Kantor Gubernur Jateng, Rabu (12/2/2020).
Dijelaskan, harga komoditas ekspor itu sempat mengalami kenaikan harga antara Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogramnya. Kondisi tersebut disebabkan adanya keterlambatan distribusi akibat belum optimalnya kegiatan perdagangan di negara asal, karena warga China sedang libur perayaan Imlek. Selain itu karena sentimen negatif isu virus corona yang merebak di Negeri Tirai Bambu.
“Puncak kenaikan bawang putih pada 5-6 Februari kemarin. Sekarang harganya Rp 45 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram. 10 Februari lalu kami sidak ke sejumlah distributor, masih terdapat empat kontainer berisi masing-masing 29 ton. Untuk Semarang ada empat distributor, sehingga stok kebutuhan akhir bulan ini sementara masih mencukupi, sembari menunggu kedatangan impor Januari yang kemungkinan minggu ini bongkar di Surabaya,” bebernya.
Dikatakan, kebutuhan bawang putih nasional sebanyak 47 ribu ton per bulan, termasuk Jawa Tengah. Dari total kebutuhan itu, sebesar 95 persen bawang putih diimpor dari China. Kendati beberapa daerah di Indonesia dapat memproduksi bawang putih, namun sampai sekarang produksi bawang putih lokal belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Menurut Arif, bawang putih di Indonesia relatif sulit dikembangkan, termasuk di Jawa Tengah. Hal itu karena jenis tanaman ini hanya bisa tumbuh dengan baik di daerah pegunungan. Untuk Jawa Tengah, lahan pertanian bawang putih yang terdapat di daerah Temanggung dan Brebes seluas sekitar 500 hektar hanya untuk pembibitan atau bukan konsumsi. Sehingga belum mampu menyokong kebutuhan di tingkat daerah.
“Di Jawa Tengah ada tanaman bawang putih di bawah binaan Bank Indonesia seluas sekitar 500 hektare di daerah Brebes dan Temanggung, tetapi itu hanya untuk bibit. Jateng memang ditunjuk sebagai daerah pembibitan bawang putih,” katanya.
Berbagai langkah dilakulan Pemprov Jateng bersama instansi terkait lainnya untuk mengetahui penyebab melonjaknya harga bawang putih dan komoditas lainnya di pasaran. Antara lain mengintensifkan pantauan harga khususnya komoditi bawang putih pada pasar, memantau perubahan dan laporan harga komoditi bawang putih di 35 kabupaten dan kota.(sup)