Semarang, Koranpelita.com
Kesadaran sejumlah perusahaan di Jawa Tengah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terus meningkat. Tahun 2019 lalu, sebanyak 180 perusahaan di Jateng telah menerapkan sistem manajemen K3 dengan baik.
Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, Sakina Roselladari, keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian terpenting yang harus di perhatikan dengan baik, sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
“Kesadaran perusahaan-perusahaan di Jateng untuk menerapkan manajemen K3 sudah semakin meningkat tiap tahun. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran semua pihak tentang pentingnya melindungi para pekerja dari kecelakaan dan penyakit,” kata Saking ketika memperingati bulan K 3 di Gedung Centre of Excellence and Safety Akademy PT Indonesia Power Semarang, Jumat (7/1/2020).
Tahun 2019 lanjut dia, terdapat 54 perusahaan di Jateng yang mendapat penghargaan zero acident (nol kecelakaan). Jumlah itu meningkat 17 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Sementara perusahaan yang menerapkan pencegahan HIV/AIDS juga bertambah menjadi 31 perusahaan. Jumlahnya meningkat 19 persen dari tahun sebelumnya,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menjadi inspektur upacara peringatan Bulan K3 mengatakan, seluruh perusahaan di Jateng harus menerapkan manajemen K3. Sejumlah pelatihan dan sosialisasi harus dilakukan untuk melindungi para pekerja dari bahaya.
“Itu wujud kongkret kepedulian kita pada pekerja. Mereka semua harus merasa aman, nyaman dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.
Dari sambutan Kemenaker yang dibacakannya lanjut Ganjar, diketahui sebanyak 57,5 persen pekerja di Indonesia adalah lulusan SD dan SMP. Untuk itu, mereka butuh diberi pelatihan agar bisa bekerja dengan aman.
“BPS mencatat, di tahun 2018 kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 157.313 kasus. Sementara Januari-September 2019, terjadi 130.923 kecelakaan kerja. Memang mengalami penurunan, namun harus terus didorong agar zero acident dan K3 menjadi budaya kerja,” pungkasnya.(sup)