Oleh: Dr. H. Joni,SH.MH(((
Dunia internasional beberapa pekan terakhir diharu biru oleh virus baru yang sangat mematikan yaitu corona, atau jenis barunya diberi juluk Covid-19. Pada pekan terakhir Februari atau minggu pertama bulan Maret ini tercatat perkembangan sangat mengkhawatirkan. Virus ini mengalami peningkatan tajam dari hari ke hari. Pasalnya, virus yang menyerang saluran pernapasan ini dilaporkan telah menginfeksi 55 negara di dunia.
Berdasarkandata dari worldometers, penyebaran virus corona mengalami peningkatan tajam di China (bertambah 335 kasus) dan di Korea Selatan (bertambah 571 kasus). Kuantits perkembangan virus yang belum pernah dialami oleh jenis virus manapun selama ini.
Sejauh ini, Covid-19 telah menginfeksi sebanyak 83.889 kasus dan menyebabkan 2.867 kematian di seluruh dunia. Adapun 11 negara yang baru mengonfirmasi virus tersebut yakni Azerbaijan, San Marino, Selandia Baru, Belarus, Lithuania, Romania, Denmark, Estonia, Nigeria, dan lainnya. Dalam kaitan ini, sebanyak 55 negara terkonfirmasi adanya virus corona yang menjangkit.
Jadi benar benar mengerrikan, sampai sampai Saudi Arabia menghentikan kunujungan ibadah dan wisata religi di negeri tersebut, sebgai akibat begitu meluasnya wabah corona. Tak terhitung kerugian yang muncul akibat berbagai kebijakan yang intinya adalah mengehentikan aktivitas dan interaksi sosial yang pada mulanya semaiin hari justru semakin meningkat, dan sekarang dihentikan secara total.
Perang Melawan
Bahasa standar merujuk kepada upaya untuk memberantas penyakit atau virus adalah perang melawan virus. Menjadikan virus sebagai musuh yang kemudian dilokalisasi dan akhirnya diberntas habis. Itulah yang terjadi dengan berbabagi kebijakan antivirus yang dilakukan untuk memberantasnya. Berbagai kebijakan seluruhnya diarahkan untuk memberantas virus.
Tak terkecuali virus corona yang belakangan seolah para pakar biologi dan pakar kesehatan pada umumnya sulit menemukan sosok dari virus ini.
Berbagai perspektif ditarik artas berkembangnya viros ini dengan segala dimensi dan rasionalitasnya. Dri sisi ekonomi diperkiarakan kerugian yang muncul akibat virus corona ini sudah mencapai 2000 trilyun dollar. Atau sekitar itu, diambil dari berbagai prestasi yang harusnya dilakukan atau dipenuhi ketika terjadi interaksi khususnya alam bidang bisnis. Hal itu tidak termasuk kerugian yang nuncul dari perkiraan yang diambil dari pegembangan bisnis yang juga tidak muncul karena virus dimaksud.
Ada yang mencatat sedemikian besar kerugian ini, yang diprediksi akan menyebabkan terjadinya resesi dunia berkepnajangan di depan sana.
Sementaraitu taka ada kepastian yang bisa didjadikan sebagai dasar pijak kapan gerangan berakhirnya era virus corona yang merajalalela dan mengharubiru kehidupan manusia di dunia beberapa pekan terakir.
Iuntinya bahwa pada umumnya perang melawan virus adalah perang melawan, berarti melawan ketidakpastian. Virus yang datang tanpa kepastian waktu dan juga kepergiannya yang juga tidak dapat diprediksi kapan. Berapa lama virus ini bisa bertahan dan mengakhiri dominasi serta siksaannya terhadap umat manusia. Justru perkembangan inkubasi yang semakin meluas mendatangkan kekhawatiran baru terhadap nasib umat manuisia yang belum nenemukan formula yang paling sesuai untuk memberantasnya.
Perang Bersama
Menarik, sebagaimana dinyatakan oleh Tamagochi, pakar penyakit tropis dari Universitas Kobe Japan bahwa perang melawan virus corona kali ini tidak semata perang melawan corona. Pada saat yang sama, manusia bekerja keras perang bersama sama dengan virus corona. Menjadikan virus ini tak saja sebagai musuh tetapi sekaligis juga sebagai partner yag secara bersama mempunyai tujuan berbeda.
Ibarat sama sama punya taget, digambarkan virus ini terus berlomba memangsa manusia sampai ujung waktu yag tak bisa diperkirakan. Sementara pada saat yang sama manusia terus berupaya sekuanya utuk memberantas dan memusnahkan virus corona sehingga tidak menjadi monster yang menghambat berbagai akitivitas sehari hari, dan juga menjadi momok pencabut nyawa. Jadi perang ini adalah perang bersama dengan virus. Dan hal ini berbeda dengan ketika virus sudah dtemukan, baik bentuk maupun cara memberantasnya.
Untuk virus corona ini bentuk dan karakternya sudah diutemukan namun masih belum ada jaminan sepenuhnya untuk cara membeantasnya. Tentusaja hal ini membuat seluruh penduduk dunia gelisah. Tak ada ketenangan dalam melalkukan aktivitas, karena bukan mustahil tiba tiba saja virus menyerang melalui jalan yang tidak disangka sangka dan pada wktu yang tidak diduga.
Perang bersama virus artinya memncari tau dan memastikan karakter virus. Barulah setelah itu perang melawan virus ketika sosok dan cara pemberantasannya suah diketahui. Masalahnya memang pelik, belum lagi ditambah keslulitan baru tentang inkubasi virus corona yang juga tidak diketahui usia dalam memgembangkan diri dan berapa banyak ketika menyerang sekali bisa mengembangkan diri, serta berapa banyak virus ini sanggup mematikan manusia alam rentangt waktu yang selama ini juga tidak terukur.
Bijak bahwa semuanya ini pada satu prspektif dijadikan sebagai dasar, yaitu dari perspektif religiusitas. Bahwa satu fenomena baru dalam kehidupan manusia, dalam hal ini dalam serangan virus corona itu tak bia diprediksi secaa persis. Namun dari sisi agama kesemuanya hendaklah diterjemahkan berdasarkan nilai agama dimaksud, bahwa tidak ada musibah atau malapetaka yang terjadi kecuali atas ulah atau huah tangan manusia sendiri.
Layak untuk itu siapa saja, khususnya yang belum terkena seperti tanahair Indonesia saat ini terus meningkana kewaspadaan serta meningkatkan ketaatan terhadap kehdipan religiusitas, dengan harapan virus corona yang sampai sekang masih diajak bersama dengan para calon penemu obatnya untuk terus memanjatkan doa pada Tuhan Semesta Alam, untuk semoga virus ini cepat berakir keberadannya dan tidak menjadi viurus. pengganggu. ***