Posdaya Berbasis Masjid, Cikal Bakal Formi Masjid YAMP

Tulung Agung, Koranpelita.com

Masjid Baiturrahman Tulung Agung  menjadi saksi inovasi baru dalam menggerakkan suatu lembaga. Masjid masjid yang tersebar di seluruh Indonesia berjumlah 999 masjid Yamp perlu adanya Forum yang menangani secara terus menerus berkesinambungan.

Ketua Formi Yogyakarta Drs H Suripto, SH, MSi mengungkapkan usai pertemuan di Masjid Tulung Agung, 27 Januari 2020.

Masjid yang sudah dibangun bisa terawat terpelihara dengan baik, baik fisik bangunan dan keindahan masjid dan tidak kalah pentingnya kemakmuran jamaahnya.

Sosialisasi untuk mengarah terbentuknya Forum itu sudah cukup lama ide itu sejak pertemuan di Jogja Tahun 2006-2007.

Untuk itu perlu relawan relawan yang bisa dan mau menghimpun menjadi Forum Silaturahmi atau di Jogja disingkat Formi Takmir Masjid Yamp Diy.

Dengan dibentuknya Formi Yamp mempermudah untuk mengelolanya dan saling mengisi kekurangan dalam mengelola masjid yamp ini.

Hal yang menarik dalam pertemuan silaturahmi ada tiga  masjid dari dari 163 masjid yamp di Jawa Timur yang tampil sukses story kegiatan masjid baik dari Surabaya Masjid Nurul Islam dari Pacitan Masjid Baitus Somad dan terakhir tuan rumah Masjid Baiturrohman Tulung Agung, yang menjadi pertanyaan saya dalam hati, karena tidak sempat menyampaikan ketiga tiganya tidak pernah atau lupa bahwa Posdaya Berbasis Masjid itu telah dilaksanakan walaupun belum paripurna.

Sebagai.contoh untuk Nurul islam Surabaya fokus kegiatan ibadah, kajian dan penggerakan takmir bahkan kaderisasi sudah siap regenerasi luar biasa, mungkin masjidnya di lokasi strategis dan pengurus dan jamaahnya memang sangat mendukung itu Gambaran Surabaya Fokus pada Kegiatan majelis taklim, untuk di Baitus Somad Fokus pemberdayaan masjid bagaimana masjid itu bisa dimanfaatkan apa saja yang penting halal dan makmur

 

Karena masjid pinggir jalan maka menyesuaikan keinginan jamaah ini juga bagian Posdaya terkait kewirausahaan atau peningkatan ekonomi jamaah masjid dan untuk Baiturrahman Saya baca Sudah ada Papan nama Posdaya Berbasis Masjid lha ini yang memang menjadi penggerak untuk memakmurkan masjid

Posdaya ada empat pilar pokok yaitu Pendidikan, kesehatan, kewirausahaan atau ekonomi dan lingkungan sebagai pokok karena di masjid bidang agama yang penting.

Sebagai tambahan ilmu dalam peningkatan ekonomi sempat mengundang dari UGM tentang kompor briket yang akan dikembangkan antisipasi kelangkaan dan mahalnya harga gas sehingga masyarakat harus ada alternatif, maka dengan kompor briket ini menjadi solusi masa depan demikian paparan dari Adi Wibowo, ST dkk kemarin.

Peserta sangat antusias peragaan kompor briket sudah banyak yang respon tinggal tindak lanjutnya saja. Harga kompor briket sekitar Rp. 300.000,- dan bisa dikelola mandiri menggunakan limbah rumah tangga yang bisa menjadi briket.sehunggs masak menghemat biaya rumah tangga. Yang menarik kalau untuk masak lebih enak.

Akhir dari pertemuan panitia memberikan informasi segera akan terbentuk Forum Silaturahmi perwilayah karesidenan atau wilayah binaan sesuai SK Gubernur, harapannya mempermudah komunikasi dan terbagi perwilayah sehingga tidak terlalu banyak anggota. Kegiatan pokok untuk meningkatkan kesejahteraan jamaah Yayasan Dakab akan memberikan pinjaman bagi hasil lunak yang nantinya pencairan dan prosesnya diserahkan kepada YAMP dananya dani Dakab untuk itu segera diproses persyaratan ya sehingga segera dilaksanakan pencairannya. (djo)

About redaksi

Check Also

Mengapa Disiplin dan Bersih Begitu Susah Di Indonesia ?

Oleh  : Nia Samsihono Saat aku melangkah menyusuri Jalan Pemuda Kota Semarang aku mencoba menikmati …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca