Denpasar, Koranpelita.com
Dalam meningkatkan sinergitas bersama dengan unsur Maritim Benoa, Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar Kolonel Laut (P) M. Bimo Sutopo menggelar acara coffee morning. Kegiatan yang dilaksanakan di kantor DPP Asosiasi Tuna Long Line Indonesia (ATLI) Benoa Bali bersamaan dengan acara Launching Indonesia India Ocean and Western Central Pasific Ocean Tuna Long Line Fisheries Improvment Project.
Acara yang dikemas Dalam coffee morning ini, Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) M. Bimo Sutopo didampingi Palaksa Letkol Laut (P) Bambang. ABR, Paspotmar Mayor Laut (KH) Dewa Dana Susila, Dandenpomal Mayor Laut (PM) Bondan Kejawan, S.H, Kasiopslat Kapten Laut (P) Ketut Pastika, Danunit Intel Kapten Laut (P) Aria Bravita, Pjs. Pasintel Kapten Laut (P) Indra Gunawan dan Komandan Kal Tanjung Pandangan Letda Laut (P) Sutriyono menyampaikan perkenalan sebagai pejabat baru kepada semua unsur maritim dan stake holder dari Kantor Dirjen Tangkap Kementerian KKP, PSDKP Benoa, BKIPM Kota Denpasar, PPI Nusantara Pengambengan, BPSPL Prov. Bali, Kepala Loka Tuna Bali dan para pengurus DPP ATLI Bali.
Pada kesempatan tersebut Danlanal malang juga menjelaskan tentang fungsi dan peran TNI Angkatan Laut, Lanal Denpasar dalam menjaga keamanan di wilayah perairan Indonesia khususnya Provinsi Bali serta mengajak kepada semua stake holder maritim untuk menyamakan pandangan dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh para pengguna dan pelaku usaha di laut.
Diharapkan para pelaku pengguna jasa di laut sudah mengetahui apabila ada masalah kepada siapa harus menyampaikannya.
Dijelaskannya, peran TNI Angkatan Laut dalam hal ini Lanal Denpasar adalah membantu menjembatani kebutuhan para pengguna jasa laut dan pelaku usaha dalam menyelesaikan masalah. “Dengan kondisi yang ada saat ini, kita akan berupaya untuk mengatur sebaik mungkin permasalahan yang dihadapi masyarakat bersama instansi lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Sekjen DPP ATLI, Nyoman Sudartha, M.M. menjelaskan tentang situasi dan kondisi pengelolaan perikanan di Pelabuhan Benoa Bali.
Sebagai organisasi resmi, ATLI di Indonesia hanya ada satu. Berdiri pada tahun 2003 dan sekarang anggotanya berjumlah 143 terdiri dari 22 Perusahaan Tuna, 86 pemilik kapal perorangan, dua perusahaan galangan kapal, enam perusahaan Unit Pengelolaan Ikan (UPI) yang tidak memiliki kapal dan 27 keagenan kapal.
Dihadapkan dengan kondisi saat ini tidak semua kapal ATLI digunakan untuk menangkap ikan tuna ada yang dialihkan menangkap cumi di wilayah Indonesia Timur. Jumlah kapal yang ada di Benoa dengan alat tangkap long line saat ini ada sekitar 225 kapal.
Dengan adanya kegiatan coffee morning kali ini, ATLI mempunyai komitment ingin menyamakan persepsi atau sikap untuk menerapkan segala bentuk peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan perikanan tuna dengan harapan supaya bisa memiliki harga ikan tuna yang bersaing di pasaran internasional.
Terkait dengan peraturan yang melarang kegiatan transhipment di laut, ATLI akan memanfaatkan kapal ikan yang ada sebagai kapal penyangga sesuai dengan peraturan menteri. “Setiap kapal penyangga yang akan berangkat ke laut harus meminta ijin terlebih dulu untuk mendapatkan tanda tangan dari aparat instansi terkait sebelum melaksanakan transhipment,” jelas Sekjen ATLI.
Acara coffee morning yang di selenggarakan oleh Lanal Denpasar di kantor DPP ATLI Benoa Bali merupakan salah satu terobosan baru yang diprakarsai oleh Komandan Lanal Denpasar. Dari kegiatan tersebut pihak TNI AL/Lanal Denpasar banyak mendapatkan masukan dan informasi terkait dengan situasi dan kondisi perikanan Indonesia saat ini. Diharapkan kedepannya Lanal Denpasar bersama dengan unsur maritim lainnya bisa memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat maritim khususnya yang bergerak disektor perikanan.(ay)