Jakarta, koranpelita.com
Rektor Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Prof. Sumaryoto menanggapi perihal penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atas kebijakan Kemendikbud, Nadiem Makarim.
Secara prinsip setuju atas kebijakan RPP tersebut akan tetapi perlu ditinjau kembali. Karena, menurut dia kebijakan itu perlu dipertimbangkan sesuai dengan tingkatan pendidikan seperti SD, SMP dan SMA sebab materi program pendidikan yang diterima berbeda.
” Kalau bicara RPP adalah suatu perencanaan menjadi suatu pedoman dalam kegiatan. Jadi pada tingkat sekolah kalau mau ditinjau kembali saya secara prinsip setuju. Antara tingkat SD, SMP beda karena guru dalam memberikan materi-materi juga berbeda SD, SMP dan SMA,” ujar Prof Sumaryoto selaku Rektor Unindra ketika ditemui KORANPELITA.COM belum lama ini di Jakarta.
Ditambah hal tersebut juga disesuaikan dengan tingkat pendidikan dimasing-masing sekolah dan tidak bisa disetarakan hingga ke bangku perguruan tinggi. Ia melanjutkan, pada level pendidikan sekolah dasar (SD) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dinilai berbeda termasuk dalam materi persoalan pilihan ganda.
” Kalau SD itu membentuk karena lebih awal meletakkan dasar-dasar tapi kalau sudah setingkat SMA apalagi mahasiswa sudah beda lagi pastinya. Kalau mahasiswa itu tingkat RPP sama saja sebetulnya, jadi tergantung kebutuhannya tidak digeneralisir harus simple,” tuturnya.
Kemudian, Sumaryoto menyebutkan dengan istilahkan ‘Ing Ngarso Sung Tulodo’ artinya posisi berada didepan. Namun demikian, sosok guru mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bagian posisi terdepan memberikan contoh tauladan menuju tingkat pendidikan SD.
” Harus tahu psikologi anak dari tahap tingkat TK, SD, SMP dan SMA dan beda-beda. Kalau TK ing ngarso sung tulodo guru TK selalu didepan memberikan contoh harus bagaimana anak TK sampai SD,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam kebijakan Merdeka Belajar didedikasikan untuk para guru. Nadiem ingin meringankan beban administrasi guru.
RPP yang sebelumnya terdiri dari belasan komponen itu, kini disederhanakan menjadi tiga komponen inti yang dapat dibuat hanya dalam satu halaman.
“Jadi yang tadinya ada belasan komponen, kita bikin jadi tiga komponen inti. Yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen atau penilaian pembelajaran,” ujar Nadiem.
Selain itu, Kemendikbud akan memberikan beberapa contoh RPP singkat yang cukup dikerjakan dalam satu halaman tetapi tetap berkualitas. Kata dia, esensi RPP atau lesson plan adalah proses refleksi dari guru itu.(han)