Banjarmasin, Koranpelita.com
Mengingat tingkat kepadatan dan keterbatasan ruang atau tempat di komplek RSUD Ulin Banjarmasin, sebaiknya pembangunan pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) yang direncanakan dibangun di areal atau lokasi lain.
Sebab, kepadatan yang terkonsentrasi hanya di satu lokasi tentu bakal berpengaruh besar pada operasional pelayanan nantinya.
” Kalo secara pribadi kami berharap pembangunan PJT bukan ditunda tetapi dipindah ke lokasi lain dengan pelayanan tetap dibawah pengelolaan RSUD Ulin,” HM Lutfi Saifuddin, dihungungi Selasa (7/1/2019).
Menurut Ketua Komisi IV DPRD Kalsel ini, pihak RSUD Ulin bisa meminta lokasi tanah milik pemerintah provinsi diluar Kota Banjarmasin, dengan ukuran yang lebih luas untuk pembangunan maupun pengembangan PJT kedepan.
“Jadi intinya bukan penundaan tapi pemindahan lokasinya saja,” kata Lutfi.
Disinggung apakah Komisi IV DPRD Kalsel sudah secara resmi membicarakan soal alternatif lokasi PJT? politisi partai Gerindra ini menyatakan belum.
“Belum kami masih mempelajari permasalahannya,” pungkasnya.
Sebelumnya, rencana pembangunan PJT ini di sorot tajam Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Kalsel, Anang Rosadi Adenansi.
Bahkan BPRS, meminta agar pembangunan itu di tunda lebih dahulu, karena dinilai belum terlalu mendesak.
Selain itu, BPRS juga menilai areal lahan di komplek RSUD Ulin kurang memenuhi syarat 30 persen untuk tersedianya ruang terbuka.
Namun, Kepala Bappeda Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira, menegaskan, pembangunan PJT yang didanai APBD Kalsel Tahun 2020, senilai 167 miliar rupiah ini tak dapat ditunda, karena sudah diprogramkan sejak awal.
Selain itu, keberadaan PJT di RSUD Ulin Banjarmasin sudah sangat mendesak. Sebab, adanya fasilitas baru itu, maka rumah sakit menjadi pusat rujukan jantung dan kanker di Kalsel dan daerah lainnya di Kalimantan.
“Mengapa PJT dibutuhkan di RSUD Ulin Banjarmasin? Ya, karena pembangunan kesehatan di Kalsel sudah makin membaik, sehingga perlu ada indikator yang patut mendapat perhatian, terutama penyakit jantung. Karena dari data yang ada, penderita penyakit jantung di Kalsel termasuk tertinggi di Indonesia,” kata Fajar.
Menurut dia, pihak RSUD Ulin Banjarmasin juga telah meneken nota kerjasama dengan RS Harapan Kita setahun yang lalu untuk membantu segala yang dibutuhkan untuk PJT.
Kemudian, Pemprov juga telah meminta persetujuan dari Menteri Kesehatan. Sehingga dibangunnya PJT di RSUD Ulin, maka pasien-pasien tidak perlu lagi dirujuk ke Jakarta, karena rumah sakit pemprov sudah bisa melakukan operasi bedah jantung.
“Apalagi nanti, Kalsel akan berdampingan dengan ibukota negara yang baru di Kaltim, tentu membutukan fasilitas terpusat penanganan jantung itu,” pungkasnya (Ipik)