Lhokseumawe-koranpelita.com
Guru honorer yang mengabdi selama 12 tahun di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 11 Lhokseumawe yang bernama Ratih Rahayu kini harus menjadi TKW di Malaysia.
Selama mengabdi sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) atau sering disebut Honorer ratih mendapatkan penghasilan 350 ribu setiap bulannya, itupun di bayar tiap tiga bulan sekali.
Penghasilan tersebut tentu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Ratih janda dua anak itu, sehingga ia berusaha mencari alternatif lain seperti jualan kue, membuka less private, dan jualan online.
Melalui aplikasi WhatsApp Video Call di Malaysia, sambil meneteskan air mata Ratih mengatakan “almarhum suami saya pernah berpesan harus bersabar dan bertahan jadi honorer, siapa tau kedepannya Allah kasih rezeki jadi PNS. Sebenarnya berat menginggalkan pekerjaan yang saya senangi, namun karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan dan masalah utang piutang akhirnya saya berangkat ke Malaysia”.
Murni Kepala SDN 11 Lhokseumawe kepada media mengatakan, “Ratih sudah mengabdi menjadi THL disini sejak tahun 2008, sebelumnya saya tidak tahu jika Ratih sudah pergi ke Malaysia, namun karena informasi dari para guru barulah saya tau Ratih ke Malaysia.”
“Selama mengabdi Ratih keseharian nya bagus, semua perintah dilaksanakan dengan baik. Ia juga guru teladan, berprestasi dan menginspirasi banyak murid. Dia juga aktif di berbagai organisasi, baik kegiatan sosial dan amal,” sambungnya.
Ikhwansyah selaku Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kepada media mengatakan “perginya beliau itu terkait keinginan nya, kami selaku penyelenggara pendidikan yang diamanatkan oleh undang-undang hanya mampu memberikan posisi sebagai THL atau guru honorer.”
“Rata-rata THL atau honorer yang ada di kota Lhokseumawe memiliki penghasilan yang sama seperti Ratih, namun yang lainnya masih bertahan. Terkait pengangkatan ASN itu sepenuhnya hak pemerintah pusat”.(Miftahul Rizky)