Sampit, Koranpelita.com.
Seorang warga Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) Provinsi Kalteng, bernama Iwan Fakhrudin yang tampaknya juga seorang pemerhati di daerah ini berpandangan, menurutnya, satu modal dasar yang harus dimiliki bagi mereka yang ingin sukses dalam hidup adalah mendapat pendidikan yang layak.
Maksud saya tidak mungkin kita mengundang investor untuk berinvestasi di Kotim, sementara SDM-nya tidak siap,maka kita akan jadi penonton di kampung sendiri.
Yang menjadi tuan adalah orang luar yang secara SDM-nya mereka unggul karena mereka mendapat pendidikan yang layak.
Sehingga secara kompetensi mereka memiliki nilai lebih. Minimnya kompetensi angkatan kerja di daerah ini menjadi salah satu kelemahan SDM yang membawa dampak menambah tingginya angka pengangguran.
Padahal petensi ini merupakan kunci yang menjadi kekuatan utama dalam berkompetisi di tengah persaingan global.Sayang, dewasa ini masih banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya mungkin hanya mengejar “gelar akademik” saja.
Akhirnya yang banyak hadir adalah sarjana pengangguran, yang tidak berani membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat miskin,yang tidak punya akses mendapatkan pendidikan yang layak,karena terbentur biaya dan birokrasi yang tidak memihak mereka.Dilevel negara kita bisa melihat, Indonesia banyak memiliki institusi pendidikan yang berbasis sains, yaitu 84 persen, sedangkan vokasi hanya 16 persen.
Bandingkan dengan Tiongkok, yang memiliki institusi pendidikan vokasi sebesar 70 persen, sainsnya hanya 30 persen!Pola pikir yang mengagungkan gelar akademik harus diubah, karena tidak menjamin kemampuan dan keterampilan akan suatu bidang keahlian.Justru kompetensi yang diperoleh dari pendidikan vokasi yang menjadi penentu kemenangan di persaingan global nanti.Semoga Bupati Kotim terpilih dari hasil Pilkada 2020 nanti konsen dan menomorsatukan pendidikan dan SDM membangun Kotim 5 tahun ke depan. ( Ruslan AG).