Sampit, Koranpelita.com.
Rupanya, seorang warga Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) Provinsi Kalteng bernama Iwan Fakhrudin ini, punya banyak referensi terkait keteladanan banyak figur dan tokoh, karena kesenangannya membaca.
Kali ini menurutnya, dalam manajemen pemerintahan yang berbentuk republik, presiden diumpamakan sebagai stakeholder, sedangkan para menteri-menterinya sebagai CEO. Saya berpikir manajemen pemerintahan yang baik adalah seperti yang dilakukan mendiang Lee Kuan Yew.
Pemimpin Singapura itu bisa membuat negaranya sejahtera, meskipun tidak memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah.GDP perkapita Singapura kini nomor dua terbesar di dunia setelah China.
Dia memimpin Singapura seperti memimpin perusahaan.Saya melihat mendiang Lee Kuan Yew sebagai pemimpin yang idealis dan negarawan sejati.Dia berani tidak populer dan memimpin by example. Ketika Singapura berpisah dengan Malaysia pada tahun 1965, banyak orang tidak berani meramalkan seperti apa Singapura.
Singapura untuk bisa survive saja, banyak orang tidak yakin ketika itu.Akan tetapi, dibawah kepemimpinan Lee Kuan Yew, sekarang total GDP Singapura jauh lebih besar daripada Malaysia dan Indonesia, padahal wilayah Singapura begitu kecil dibanding Malaysia dan Indonesia.
Itu karena Lee mempunyai keberanian dan tidak memikirkan diri sendiri.Lee bagi saya tokoh luar biasa yang bisa mentransformasikan Singapura dalam waktu pendek. Kemampuan Lee mengantarkan Singapura menjadi negara maju dalam waktu singkat itu tidak dimiliki oleh pemimpin-pemimpin negara lain.
Di negara lain butuh waktu panjang sampai ratusan tahun, mengubah negara terbelakang menjadi negara maju. Lee hanya butuh waktu 20 tahun dari Singapura terbelakang pada tahun 1960-an menjadi negara maju tahun 1980-an. Bagi saya Lee adalah pemimpin yang visioner!! (Ruslan AG).