Perlunya Sinergi Lintas Stakeholders Untuk Kuatkan Pertanian di Era Industri 4.0

Perlunya Sinergi Lintas Stakeholders Untuk Kuatkan Pertanian di Era Industri 4.0

Jakarta,Koranpelita.com

Tantangan sektor pertanian di Indonesia saat ini semakin banyak. Mulai dari perubahan lingkungan dan sumber daya alam pertanian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketahanan, keamanan dan diversifikasi pangan, sumberdaya manusia, regulasi, mekanisasi dan modernisasi sistem pertanian, luasan lahan pertanian, digitalisasi industri yang merambah semua sektor, hingga tren pertanian 4.0.

Untuk menjawab semua tantangan itu, Institute for Food and Agriculture Development Studies (IFADS), mengadakan acara Media Gathering bertajuk “Strategi dan Kebijakan Pertanian di Indonesia 2019-2024: Pembangunan Pertanian di Era Industri 4.0 dan Kesiapan Milenial Menuju  Indonesia Emas 2045”, di Jakarta kemarin.

“Untuk menjawab tantangan sektor pertanian, maka semua stakeholders perlu bersinergi dan berkontribusi dalam bidang Food and Agriculture (FA). Tidak hanya pemerintah atau kementerian pertanian, tetapi juga penyuluh lapangan, pemerintah daerah, industri, akademisi, milenial maupun media. Untuk itu kami dari IFADS mengadakan berbagai aktivitas seperti diskusi dan dialog terkait Food dan Agriculture seperti hari ini,” ujar Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida, dan juga Chairman of IFADS, Iskandar Andi Nuhung.

Populasi masyarakat Indonesia yang diperkirakan mencapai 300 juta pada tahun 2030 membuat pemerintah harus mengantisipasi langkah-langkah tepat untuk menyediakan pangan yang memadai, aman, dan berkualitas. Berbagai upaya tentu perlu dilakukan, seperti meningkatkan produksi pertanian yang diselaraskan dengan program berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

“Untuk mewujudkan berbagai komitmen tersebut di Indonesia, maka perlu didukung Sumber Daya Manasia (SDM) khususnya petani dan penyuluh pertanian.Tantangannya adalah sebagian besar petani Indonesia berusia 45 tahun ke atas atau lebih. Tanpa adanya regenerasi, Indonesia terancam akan kekurangan SDM yang bekerja di sektor pertanian. Untuk itu pemerintah dan industri perlu mendorong generasi milenial untuk terjun di sektor pertanian,” tambah Iskandar.

“Bagi milenial, profesi petani identik dengan pekerjaan kasar, berkotor-kotoran dan berpenghasilan rendah. Sementara milenial sangat akrab dengan gadget, media sosial dan teknologi digital. Maka kami menawarkan solusi, bagaimana memanfaatkan teknologi
pertanian 4.0 untuk menarik milenial agar mau terjun di sektor pertanian, “ ujar Irsan Rajamin, pendiri Habibi Garden.

Irsan mencontohkan keberhasilan Pak Sarwo, seorang petani cabe di Lampung, yang telah berhasil meningkatkat produksinya hingga 8 ton per hektare setelah memanfaatkan teknologi digital kreasi Habibi Garden dalam pemantauan kebutuhan air pada tanaman cabe.

Dari kalangan Industri Perlindungan Tanaman dan Perbenihan, Midzon Johannis memaparkan pentingnya riset dan pengembangan untuk menjawab tantangan sektor pertanian modern di Indonesia ke depan. Syngenta Indonesia menjadikan riset dan perspektif petani sebagai aspek fundamental dalam pengembangan teknologi perlindungan tanaman dan benih.

Profesor Dr. Ir. Dadang, M.Sc.,  Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida mengungkapkan, bahwa potensi sektor pertanian di Indonesia masih sangat besar karena Indonesia merupakan salah satu pusat mega diversity tanaman pangan di dunia, beriklim tropis, bisa bercocok tanam sepanjang tahun, beraneka jenis tanaman pangan dan perkebunan bisa tumbuh, dan mempunyai potensi pasar yang besar. (Vin)

 

 

About ervin nur astuti

Check Also

Ketua DPP PKS: Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024

Jakarta, Koranpelita.com Ketua DPP PKS menanggapi paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca