Oleh: Ratih Sayidun
Penglihatan mata Anda mulai buram atau kabur. Apalagi usia sudah lebih dari 50 tahun. Waspadalah. Bisa jadi Anda menderita gangguan penglihatan yang disebut katarak. Katarak menjadi penyebab kebutaan yang dapat dihindari (avoidable blindness) di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Katarak adalah suatu keadaan fungsi mata, dimana lensa dalam mata mengalami kekeruhan. Sehingga penglihatan terganggu. Seperti ada asap atau kabut yang menghalangi.
Katarak umumnya berkaitan dengan usia tua. Gangguan mata ini biasanya dialami oleh mereka yang berusia lebih dari 50 tahun keatas (senile cataract). Namun, katarak dapat juga terjadi sebelum usia 50 tahun (presenile cataract). Bahkan, katarak dapat terjadi pada bayi (congenital cataract) dan anak (juvenile cataract).
Gejala katarak inilah, yang biasanya mendorong pasien untuk berobat. Yaitu penurunan tajam penglihatan, pandangan kabur atau buram, berkurangnya kemampuan melihat warna dan kecerahan penglihatan, kesulitan mengemudi di malam hari, dan sering berganti ukuran kacamata.
Katarak umumnya terjadi pada orang dewasa berusia di atas 55 tahun. Namun, tidak sedikit yang sudah menderita katarak sejak berusia sekitar 40 tahun. Salah satunya akibat mata yang sering terpapar sinar ultraviolet (UV). Selain itu, katarak juga bisa diderita oleh bayi baru lahir. Genetika dan infeksi selama kehamilan bisa menjadi faktor penyebab katarak pada bayi atau anak-anak.
Bayi
Menurut dokter Spesialis Mata dari Klinik Mata Nusantara (KMN) Eye Care, dr. Rien Widyasari, Sp.M, katarak pada bayi terjadi karena kongenital atau bawaan sejak kelahiran. Biasanya, katarak sudah ada begitu bayi dilahirkan ke dunia. Dokter spesialis mata ini mengingatkan, penyebab terbanyak katarak pada anak biasanya karena rubella, toksoplasma, serta dari beberapa genetik dan sindrom yang lainnya.
Berikut tips dari dokter Rien untuk mengenali ciri-ciri fisik seorang anak yang terserang katarak sejak lahir. Antara lain, di bagian mata anak khususnya pupil, ada tanda titik putih, terlihat berkilat seperti mata kucing dan lensa mata tidak terlihat dengan kasat mata. Tentunya harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk memastikan anak terserang katarak atau tidak. Katarak menyebabkan penglihatan berkabut. Jika tidak segera ditangani, akan berakibat pada kebutaan.
Orangtua perlu waspada bila menemukan sejumlah tanda anak mengalami katarak:
1. Bayi atau anak – anak tidak melihat langsung atau merespons wajah atau benda besar dan penuh warna yang ada di hadapannya. Bayi yang sudah bisa merangkak, tidak dapat menemukan benda kecil saat ia merangkak di lantai. Keadaan ini bisa menjadi tanda si kecil menderita katarak.
2. Anak mungkin cemberut, juling, atau melindungi matanya secara berlebihan saat berada di bawah sinar matahari. Akibat si kecil mengalami silau yang disebabkan oleh katarak.
3. Mata anak mungkin tidak sejajar dan tidak pada titik yang sama pada saat bersamaan (strabismus).
4. Anda mungkin melihat refleks putih dan bukan refleks merah di mata anak Anda. Misalnya, saat mengamati foto anak, cobalah lihat bagian matanya. Jika di satu mata mungkin tampak ada warna putih sementara mata lainnya tidak, bisa jadi anak Anda mengalami katarak.
Menurutnya, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan katarak pada bayi adalah dengan melakukan operasi pengangkatan katarak. Operasi dilakukan untuk menggantikan lensa yang rusak. Operasi ini aman dilakukan, jika disertai persiapan yang matang dan pemeriksaan menyeluruh, sebelum tindakan operasi dilakukan.
Sementara itu, General Manager KMN EyeCare Lebak Bulus, Dr. Yuni Astuti, MARS memberitahukan, bahwa harus dipastikan prosedur keamanan operasi katarak, sebelum pasien masuk ke ruang operasi. Setiap pasien katarak diharuskan menjalani beberapa pemeriksaan komprehensif sebelum menjalani operasi. Dengan demikian, keselamatan pasien akan lebih terjaga. Operasi katarak di KMN EyeCare menggunakan metode fakoemulsifikasi dengan alat mutakhir bernama Centurion keluaran Alcon Laboratories dari Amerika Serikat. Alat ini memungkinkan membuat sayatan yang sangat kecil. Sehingga proses penyembuhan pasien lebih aman dan cepat.
Saat ini, katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan yang terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah penderita katarak di Indonesia mencapai 2,4 juta orang, dan terus bertambah satu persen setiap tahunnya. Bahkan, data survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) 2014 -2016 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia mencapai tiga persen.