Jakarta,Koranpelita.com
Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya yang dipimpin oleh Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarsyah melakukan audensi dengan Kabid Humas Polda Metro Kombes Pol Yusri Yunus, di Mapolda Metro Jaya, kemarin.
Dalam kesempatan itu sejumlah hal terkait peliputan jurnalis dan manajemen media oleh Polri dibahas cukup serius. Salah satunya kedua belah pihak sepakat perlu adanya petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dalam peliputan wartawan saat aksi demonstrasi massa guna mencegah benturan jurnalis yang meliput dengan pihak aparat keamanan.
Kabid Humas Polda Metro Kombes Pol Yusri Yunus, tak menampik terjadinya benturan aparat Kepolisian dengan wartawan di lapangan, saat aksi demo massa, meski sudah ada MoU antara Dewan Pers dengan Kepolisian terkait hal itu. “Memang itu terjadi. Kita akui, Polri mengakui sering terjadi di lapangan,” kata Yusri.
Menurut Yusri, Polri sudah mengusulkan soal juklak dan juknis peliputan demo itu ke Dewan Pers untuk dibahas.
Selain itu, kata Yusri, Divisi Humas Polri, sudah pernah membuat pelatihan bersama antara wartawan dengan pihak kepolisian, di Mako Brimob Kelapa Dua Depok selama satu hari, terkait cara wartawan menghadapi aksi massa.
Menurut Yusri dalam simulasi peliputan demo, pihaknya merasa wartawan harus menggunakan rompi dan helm. Namun hal itu belum disepakati secara jelas karena ada perbedaan pendapat dari sejumlah jurnalis.
Pada bagian lain, Yusri menjelaskan mengenai program Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter),yang dilontarkan Jenderal (Pol) yTito Karnavian dan dilanjutkan Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis.
“Pak Tito dan Pak Idham, menganggap bahwa media itu bukan kayak zaman dulu, kita harus tarik ulur. Dengan wartawan jangan terlalu dekat, jangan juga terlalu jauh, dulukan begitu. Tapi sekarang itu sudah tidak bisa lagi seperti itu,” tambahnya.
Yusri juga mengatakan, media massa saat ini sudah masuk dimensinya di dalam catatan negara atau sebagai pilar keempat demokrasi.“Mau kerja bagus, mau kerja keras, kalau tidak diinformasikan di media, apa itu sama saja bohong,” ujarnya.(Iv)