Semarang, Koranpelita.com
Perkembangan ekspor Jateng meski berjalan pelan namun pasti, sehingga nilai ekspor Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan kualitasnya.
Hingga triwulan III tahun 2019, ekspor Jateng menjadi penyumbang tertinggi kedua pertumbuhan ekonomi Jateng.
Pertumbuhan ekonomi Jateng hingga triwulan III 2019, diketahui berada pada angka 5,66%, melebihi pertumbuhan nasional yang hanya 5,02%. Dari total itu, ekspor menjadi penyokong tingginya pertumbuhan ekonomi Jateng dengan 2,16%, setelah konsumsi sebesar 2,44%.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan, ekspor non migas Jawa Tengah mengalami tren positif setiap tahunnya. Pada 2017, ekspor non migas Jateng tercatat 7,2 miliar USD. Jumlah itu naik pada 2018 menjadi 8,09 miliar USD atau naik 863 juta USD.
“Sementara periode Januari-September 2019, ekspor non migas Jateng tercatat 6,1 miliar USD. Naik 2% dibanding periode yang sama di 2018 yang hanya 6,05 miliar USD,” terang Arif saat menggelar jumpa pers di kantor Gubernur Jateng, Rabu (27/11/2019).
Capaian ekspor tersebut lanjut Arif telah mencapai 97.92% dari target tahun ini. Pihaknya optimis, target ekspor tahun 2019 dapat tercapai.
” Saya optimis ekspor pada triwulan III 2019, didominasi oleh tiga produk unggulan. Yakni barang-barang dari kulit sebesar 208,15 juta USD, alas kaki dan pakaian jadi bukan rajutan masing-masing 38,57% dan 7,89%.”
Selain itu, menurutnya, tekstil dan produk tekstil (TPT) menyumbang 2,6 miliar USD atau 47,85% dari total ekspor Jateng di 2019. Diikuti kayu dan produk kayu, perabot, penerangan rumah yang masing-masing menyumbang 10,92% dan 8,07%.
“Untuk negara tujuan ekspor, peringkat pertama masih diduduki Amerika Serikat dengan total ekspor 2,08 miliar USD. Kemudian Jepang 746,56 juta USD dan Tiongkok di urutan ketiga dengan total 503,9 juta USD,” kata dia. (sup)