Jakarta, Koranpelita. com
PB GABSI membuat langkah yang sangat inovatif dengan menggelar dua event akbar sekaligus secara bersamaan tanggal 11-14 Nopember 2019 di Jakarta.
Event pertama adalah Training for Trainers yang berlangsung di Red n Blue Hotel dan sudah dibuka oleh Ketua Umum PB Gabsi Miranda S Goeltom, pagi hari 11 November 2019.
Event kedua adalah Kejurnas Bridge Antar Pelajar ke 16/Mahasiswa ke 21 Tahun 2019 yang berlangsung di Gedung Balai Prajurit Marinir, Cilandak Jakarta tadi malam dibuka oleh Michael Bambang Hartono Ketua Dewan Pembina PB GABSI yang juga Presiden Southeast Asia Bridge Federation.
Kedua event akbar ini berkaitan erat karena PB Gabsi masa bakti 2018 -2022 menyadari bahwa selama ini mereka telah sukses memasyarakatkan olahraga bridge di kalangan remaja.
Bridge Masuk Kampus awalnya dimulai sejak tahun 1993 dilanjutkan dengan Bridge Masuk Sekolah pada tahun 2004 telah melahirkan puluhan ribu atlet bridge. Sayangnya sukses dari sisi kuantitas ini belum berbanding lurus dengan sisi prestasi.
Timnas Junior kita belum merajalela di tingkat Asia bahkan di tingkat Asean masih sering kalah dari Singapura dan Thailand.Penyebabnya jelas karena selama ini PB GABSI larut dengan pemasalan dan kurang konsentrasi dalam hal pembinaan dan peningkatan teknis permainan. Terutama menyangkut para pelatih bridge di Indonesia yang sangat beragam pengetahuannya tentang bridge dan kemampuan teknisnya.
Menyadari hal itu, maka program Training fo Trainers menjadi program unggulan. Di samping itu juga sedang digarap tentang master point. Karena seperti yang selalu diungkapkan Ketua Umum PB GABSI Miranda S Goeltom dalam berbagai kesempatan, model seleksi nasional untuk pembentukan tim nasional yang hanya diselenggarakan dalam waktu seminggu atau maksimum 10 hari bukanlah cara yang tepat.
TFT diikuti oleh 32 peserta dari 12 Pengprov di Indonesia. Program TFT dijalankan oleh 4 orang mentor yang ditunjuk oleh PB Gabsi, yaitu Taufik Asbi, Syahrial Ali, Julius A George, dan Effi Wibowo.
Peserta diajarkan sistem standard yang akan dipakai untuk melatih pemain muda di daerahnya. PB Gabsi berharap sistem yg diajarkan di seluruh Indonesia bisa seragam sehingga mempermudah pembinaan pemain bridge di tanah air.
Peserta TFT akan menerima 4 kali test tertulis dan 1 kali test praktek. Peserta yang berhasil memenuhi kualifikasi akan mendapatkan Sertifikat yang bisa digunakan untuk melatih di daerahnya masing-masing.
Untuk kualifikasi pelatih ada 3 tingkatan Pratama, Madya dan Utama. Untuk yang pertama ini, bagi yang lulus akan mendapat sertifikat Pelatih tingkat Madya.
Sementara itu Michael Bambang Hartono menekankan bahwa bridge mengajarkan kejujuran dan sportivitas kepada para atletnya. Saya rasa ini juga merupakan harapan orang tua kepada anak-anaknya.
Selanjutnya Michael Bambang Hartono ikut menandatangani poster Zero Tolerance For Chatting bersama Ketum PB Gabsi Miranda S Goeltom, Ketua Pengprov Gabsi DKI, Laksmana Pertama TNI Teguh Widodo, Ketua Panpel Joto Then serta jajaran pengurus yang hadir termasuk tentu saja seluruh atlet peserta.
Pertandingan Kejurnas Bridge Pelajar/Mahasiswa sendiri telah dimulai sejak pagi hari. Di nomor mahasiswa diikuti 21 tim, mahasiswi diikuti 10 team kemudian SMA ada 22 tim, SMP 16 team dan SD 11 team yang datang dari 16 Propinsi.
Untuk nomor Mahasiswa, SMA dan SMP akan bertanding sistim Swiss 7 session di mana 8 tim terbaik akan bertanding di babak knock-out 8 besar.
Khusus untuk nomor mahasiswi dan SD akan bertanding setengah kompetisi – mahasiswi main 9 session dan SD main 12 session.Empat peringkat terbaik akan berlaga di babak semi final secara knock-out.(ay)