Banjarmasin, Koranpelita.com
Sejumlah anggota Komisi IV DPRD Kalsel, menginginkan agar fasilitas olah raga khususnya Gelanggang Olah Raga (GOR) Hasanuddin HM yang letaknya sangat strategis di tengah Kota Banjarmasin kembali dibangun megah dan jangan tanggung-tanggung.
Pasalnya, jika hanya sekedar direnovasi, maka hasilnya dinilai kurang maksimal, mengingat sejak dahulu hingga kini keberadaan GOR tersebut tak ada perubahan signifikan, bahkan terkesan memprihatikan.
Keinginan merevitalisasi GOR tersebut disuarakan anggota Komisi IV DPRD Kalsel, baik Atailah Hasbi, maupun Troy Satria, saat rapat bersama Dinas Pemuda Olah Raga (Dispora) Provinsi Kalsel, di Banjarmasin, Senin (28/10/2019).
” Sebetulnya saya lebih setuju kalo GOR itu dirombak dan dibangun ulang seperti GOR yang ada di Tenggarong Kalimantan Timur (Kaltim)
Dengan begitu, peruntukannya nanti dapat lebih sesuai menjawab kebutuhan” ujar Troy Satria saat itu.
Karena itu Komisi membidangi Kesejahteraan, pemuda dan olah raga ini mendorong pemerintah provinsi agar melakukan planing pembangunannya secara total dan tidak tangung-tanggung.
Menurut dia, jika hanya renovasi, maka hasilnya hanya seperti itu-itu saja alias tidak monumentel.
Sehingga masyarakatpun menilai secara kasat mata tak ada pembangunan yang nyata dihasilkan pemerintah atau gubernur semasa itu.
” Saya lebih setuju GOR ini rombak total, sehingga masyarakat melihat ada hasil nyata yang dibangun pemerintah semasa ini.
Saya juga berharap, nanti bisa dibangun seperti GOR di tenggarong,” kata politisi Golkar itu.
Senada, Sekretaris Komisi IV DPRD Kalsel, Firman Yusi, juga melontarkan kata sepakat terhadap keberlangsungan GOR Hasanuddin HM yang kini kondisinya di nilai kumuh.
Bahkan, politisi PKS ini mempertanyakan apakah Dispora sejak mengambil alih aset dari KONI mulai Maret 2019 lalu, sudah memiliki masterplane secara utuh untuk diarahkan seperti apa pasca renovasi selesai akhir tahun 2019 ini.
Begitu pula terhadap renovasi stadion 17 Mei yang kini pengerjaannya masih berlangsung.
” Kita ingin melihat grand desain dan master plan dari dua pembangunan fasilitas olahraga ini, apakah sudah ada dan bentuk fisik 100 persennya seperti apa,” sebut Firman Yusi.
Dengan melihat gambar perencanaan besar ini, imbuhnya, maka akan lebih mudah melihat dan memberikam dukungan anggaran meskipun pengerjaannya bertahap sampai sekian tahun kedepan.
Firman Yusi juga berharap ada semacam regulasi pengendali. Sebab ketika ada pergantian kepala daerah, dikhawatirkan keinginan dan kebijakannya berubah pula.
Tetapi jika memiliki master plane pembagunan yang sudah di kunci dengan regulasi atau payung hukum, maka siapun kepala daerah atau kepala dinasnya akan tetap mewujudkan pembangunannya hingga 100 persen sesuai master plane.
” Jadi kalo perlu kita regulasikan master plane nya dan dikunci sehingga bisa diwujudkan 100 persen fasilitas olah raga ini,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Kalsel, Hermansyah, menjelaskan, untuk GOR , sudah disesuaikan ketika rencana rehab itu ada penambahan pada bagian belakang ada pula peningkatan seperti di bagian depan, ditengah dan sebagainya.
Adapun penyusun detail enginering desain (DED) dikerjakan dinas PUPR, dan untuk lelang tender oleh unit layanan pengadaan ULP. Sedang dispora kebagian sebagai pelaksanaan. ” Ini memang agak unik. Biasanya DED itu dilaksanakan dispora, tapi di kita ini beda. Malah untuk tahun 2020 anggran 40 miliar itu PUPR yang akan mengerjakannya” kata dia.
Terkait perencanaan Stadiaon 17 Mei yang dibuat PUPR sudah disesuaikan dengan standar viva.
Begitu pula untuk perencanaan lanjutan pada tahun 2020 senilai Rp 40 miliar rinciannya sudah disusun pula oleh PUPR
” Saya dengar informasinya, pertama untuk rumput lapangan, tribun kiri-kanan, tribun inggris dekat SKB mulawarman,” sebut Hermansayah.
Selain itu lanjutnya, dispora juga sudah melakukan langkah antisipasi jika nanti ada rencana perluasan stadion dengan membuat dokumen perencanaan untuk pembebasan lahan.(Ipik)