Sabtu lalu, saya ikut lari sore. Bahasa kerennya Sundown Run. Tidak biasa, karena untuk merayakan Bulan Inklusi Keuangan yang sdiadakan rutin setiap tahun, pada bulan Oktober.
Kegiatan bulan inklusi keuangan ini diinisiasi pertama kali pada tahun 2016 dengan tema Inklusi Keuangan untuk Semua. Sejak tahun 2018 diadakan Sundown Run bersamaan dengan Financial Expo.
Kali ini, FinExpo 2019 yang diadakan di Kota Kasablanka. Selama 4 hari tagline yang diusung adalah Gapai Puncak Inklusi, Perlindungan Makin Pasti, mencanangkan program Sinergi Aksi Indonesia Menabung sebagai puncak kegiatan bulan Inklusi Keuangan.
Sepanjang empat hari itu, banyak penawaran serta berbagai informasi produk jasa keuangan yang menarik. Yang ikut berpartisipasi antara lain, BPJS TK, Asuransi, Perbankan, Dana Pensiun, Pembiayaan, Pasar Modal dan Fintech Lending.
Bulan inklusi keuangan tersebut, diharapkan terdapat perluasan akses keuangan yang mendorong pemanfaatan produk jasa keuangan oleh masyarakat sehingga target tingkat inklusi keuangan sebesar 75% pada tahun 2019 dapat tercapai.
Nah, Sundown Run diadakan di Epiwalk, kawasan Epicentrum Kuningan. Ini sudah yang kedua kalinya. Peserta lari tahun ini sekitar 3.000 orang. Mereka berasal dari Otoritas Jasa Keuangan, berbagai Lembaga Jasa Keuangan serta masyarakat.
Siang menjelang sore, saya bersama peserta Sundown Run lainnya telah memadati kawasan Epiwalk. Terus terang saya ini bukan pelari. Lha olah raga saja jarang bisa dilakukan kecuali diving. Itupun kalau ada yang mengajak menyelami keindahan laut Indonesia.
Ini beda. Lari sore rasanya menarik. Sekaligus menantang. Entah mengapa, tiba-tiba kok ingin menantang diri saya sendiri. Tapi ya ampun. Melihat para peserta yang muda belia, membuat saya tersenyum sendiri karena sepertinya saya ini yang paling tua, paling gemuk dan paling nekat.
Saya menyemangati diri, kalaupun tidak kuat lari, toh masih bisa berjalan, yang penting harus bisa sampai finish. Kebetulan ada Dheni, keponakan yang datang dari Semarang. Ia saya ajak untuk ikut lomba lari di sore hari sekalian menemani saya.
Setengah jam sebelum mulai, peserta diminta untuk pemanasan melalui senam Zumba yang dipandu oleh dua orang pemandu yang cantik.
Saya terus terang tidak bisa mengikuti gerakan pemanasan karena terlanjur masuk ke area start yang penuh sesak sehingga sulit untuk bergerak mengikuti gerakan zumba. Jadi ya hanya senyum-senyum saja sambil memotret si pemandu zumba.
Tepat jam 16.00 lomba lari dimulai. Pengibaran bendera start oleh pak Tirta Segara, selaku Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan.
Start pertama ditujukan kepada para pelari beneran atau runner dari setiap perwakilan Lembaga Jasa Keuangan, kemudian disusul start kedua bagi peserta yang berpartisipasi meskipun bukan pelari seperti saya.
Saat melewati panggung utama tempat pengibar bendera start, saya berusaha untuk berlari kecil karena ada beberapa teman di panggung tersebut. Benar juga. Begitu ada yang melihat saya, mereka mengirim whatsapp mengatakan saya hebat ikut lomba lari.
Waduh hebat apanya…baru juga lari beberapa meter di depan panggung sudah dibilang hebat. Tapi itu yang memacu semangat saya untuk terus maju meskipun lebih banyak jalan daripada larinya.
Saya bertekad dalam hati supaya tidak menjadi peserta yang terakhir masuk finish dengan terus berupaya mengayunkan langkah kaki sambil sesekali berfoto. Tentu bersama Dheni, bila ada lokasi yang menarik.
Akhirnya setelah menyelesaikan rute sepanjang 5 Km melalui jalan Rasuna Said, kawasan epicentrum, sampai juga ke garis finish di Jl Achmad Bakri Timur. Waktu tempuh selama 1 jam 8 menit.
Lumayanlah untuk peserta nenek-nenek seusia saya. Dan yang membuat lega adalah bukan menjadi peserta yang terakhir memasuki finish.
Setelah melewati garis finish sudah dihadang oleh para yunior untuk foto bersama. Ada juga reporter OJK TV.
Waah jadi seperti selebritis saja pakai wawancara meskipun yang ditanya adalah seputar acara Inklusi Keuangan dan Finexpo 2019, bukan bagaimana saya berhasil mencapai garis finish. Padahal saya sudah menyiapkan jawaban yang menarik untuk hal itu.
Ya mungkin tidak terlalu penting, namun bagi saya yang baru pertama kali ikut lomba lari, rasanya bahagia sekali bisa berhasil mencapai garis finish. Apalagi, setelah susah payah melewati finish, mendapat medali.
Sudah. Namanya juga nenek-nenek, meski di lokasi lari, berusaha kuat, sampai di rumah kaki mulai direjam pegal. Tapi okelah, saya berharap semoga tahun depan masih diberi kesempatan untuk berpartisipasi lagi mengikuti Sundown Run 2020. Sukses Inklusi Keuangan Indonesia.(*)