Balikpapan, Koranpelita.com
Pembangunan infrastruktur di wilayah Kalimantan Timur, belum mengarah kepada rencana pembangunan infrastruktur ibukota negara. (IKN).
Pembangunanhanya berkisar progres yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hanya saja, persoalan sulitnya memperoleh matrial, terutama bebatuan, tetap mewarnai kinerja disana.
“Kita masih kesulitan memperoleh matrial batu karena harus impor dari Palu . Ada juga persoalan lain yang agak menghambat,” kata Kasatker PJN I Kaltim, Ibnu Kurniawan, kepada wartawan, Jumat (10/10).
Permasalahan lain yang terjadi di lapangan adanya lahan gambut dan ada juga sebagian wilayah terjadi longsor. Maka, dibutuhkan teknologi yang kadang butuh dana yang cukup besar.
Menjawab pertanyaan soal pembebasan lahan dalam membangun infrastruktur, masih terhalang adanya lahan ulayat. ” Butuh waktu agak panjang selesaikan lahan milik adat atau Ulayat,” ujarnya.
Tidak hanya itu soal tenaga kerja juga masih ambil dari wilayah Pulau Jawa. ” Masyarakat sini hanya mau kerja hingga pukul 14.00. selebihnya waktu itu dianggap lembur.Masyarakat lebih suka kerja bidang tambang,” tegasnya.
Kasatker yang mengaku tengah mengerjakan preservasi jalan nasional dan jembatan antara Kota Balikpapan dan Banjarmasin, tidak terkait dengan IKN. “Ini rutin saja kok. Sedangkan rencana IKN berada di wilayah Sepaku dari KM 38 berbelok ke jalan kabupaten. Tapi Khan belum…..belum ada arahan ke sana” kata Ibnu.
Mengenai bandara di IKN, paihaknya mengutip pernyataan kepala negara bahwa di IKN tidak ada bandara.
Alasannya Balikpapan dan Banjarmasin memiliki bandara yang bagus. Selain itu, ada jalan tol yang sekarang sedang proses pembangunan. ” Masyarakat sih sangat senang menanggapi pemindahan ibukota negara,” jelasnya.
Menurutnya, masih banyak jalan selebar 7 meter di sana yg perlu dibenahi walau semua sudah beraspal.,”Sinergitas melalui kerjasama Kejaksaan Agung dengan Kementerian PUPR perlu dioptimalkan dalam membangun infrastruktur. Terutama menanngani proyek yg dilelang agar tidak terjadi pengembalian anggaran . Sayang Khan dana dikembalikan. Padahal di sini butuh pembangunan infrastrukturr,” tuturnya.(oto)