Industri Keuangan Syariah Akan Terus Tumbuh

Industri Keuangan Syariah Akan Terus Tumbuh

Jakarta,Koranpelita.com

Kepala Sub Bagian Perizinan Perbankan Syariah OJK Asep Sudirman mengatakan, pengembangan bisnis keuangan syariah di Indonesia memiliki peluang begitu besar karena didukung jumlah populasi penduduk muslim terbesar ke-4 dunia, sebanyak 265 juta (2018). Hal ini tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi terbesar ke-7 di tahun 2030.

“Fenomena gelombang relijiusitas kalangan milenial, public figure, professional serta usaha industri halal yang semakin berkembang dan menjadi tren antara lain dibidang fashion, farmasi dan kosmetik, food and beverage, dll,” ujar Asep Sudirman
dalam Diskusi Literasi Keuangan Syariah Goes To Campus bertemakan ‘Untungnya Memilih Produk Keuangan Syariah di Era Milineal’ yang diselenggarakan Forum Warta Pena (FWP) dan Universitas Yarsi Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Berdasarkan The Most Developed Islamic Finance Market (Thomson Reuters, 2018) menempatkan Indonesia pada posisi ke-10 di dunia. Salah satu indikator yang menarik riset ini menempatkan Indonesia rangking ke-2 jumlah keuangan syariah terbanyak setelah Malaysia.

Dari sisi aset, kata Asep, hingga Juni 2018 total aset keuangan syariah sudah mencapai Rp1,335,41 triliun atau 94,44 miliar dolar AS (tidak termasuk saham syariah). Dari sisi market share capaiannya sebesar 8,29 persen. Mayoritas sisanya masih dipegang keuangan konvesional 91,71 persen.

“Dalam situasi dan kondisi ekonomi yang secara global dan domestik penuh tantangan ini, secara konservatif paling tidak pertumbuhan aset keuangan syariah minimum dapat dipertahankan sama dengan tahun lalu sebesar 13,98 persen,” jelas Asep.

Hal senada juga di katakan, Ketua Program Stusi Megister Management Pascasarjana Universitas Yarsi Dr. H. Nurul Huda industri. Menurutnya, keuangan syariah masih dapat dikembangkan melalui pengembangan industri 4.0. Keberadaan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) bisa menjadi pendorong kemajuan industri syariah.

“Bonus demografi kalangan milenial, akan menjadi kelompok mayoritas dalam fokus pengembangan industri keuangan syariah pada tahun 2030 mendatang. Sehingga literasi yang juga masih rendah terhadap industri keuangan syariah bisa memfokuskan pada kelompok milenial dengan metode yang sesuai dengan kelompok tersebut,” terang Nurul Huda.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch Dr. Ikhsan Abdullah mengatakan industri keuangan syariah tak akan tumbuh bila tidak dibarengi oleh pertumbuhan industri halal. Lambannya perkembangan industri halal menyebabkan inklusi keuangan syarian di tanah air tak pernah tumbuh secara signifikan.

Idealnya, kata Ikhsan, industri keuangan syariah dan industri halal bisa terintegrasi dengan baik agar bisa tumbuh bersamaan. Apalagi mulai tanggal 17 Oktober mendatang, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal mulai diberlakukan. Sehingga sertifikasi halal sudah menjadi mandatory bagi seluruh produk halal yang beredar di tanah air, seperti makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika, rekayasan teknologi, jasa, dll.

Sementara, Islamic Sector Solutions Department Head Bank Syariah Mandiri (BSM) Lucky Afriansyah menyadari secara global market share industri keuangan syariah Indonesia hanya sebesar 5-6 persen. Dari jumlah tersebut, BSM mengambil bagian sebesar 20 persen diantara 14 bank syariah di tanah air.

“Kita memiliki potensi yang sangat besar dengan jumlah populiasi muslim terbesar di dunia, dan terjadinya bonus demografi kaum milenial,” kata Lucky.

Selain perwakilan dari BSM, dalam diskusi ini juga hadir Arief Mediadianto, Sharia Head Investree, lembaga pembiayaan syariah (peer-to-peer) mengatakan, pihaknya akan terus berkonstribusi bagi kemajuan pasar industri syariah. Salah satunya dengan mendorong kaum milenial untuk terlibat langsung dalam industri ini.

Investree (PT Investree Radhika Jaya) merupakan pionir fintech-marketplace lending di Indonesia. Pelopor fintech lending berfokus pada memberdayakan UKM melalui akses pembiayaan yang mudah dan cepat, terlebih mereka yang tergabung dalam perusahaan e-commerce, sekaligus memperkuat ekosistem yang sudah terbangun. (Vin)

About ervin nur astuti

Check Also

Ketua DPP PKS: Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024

Jakarta, Koranpelita.com Ketua DPP PKS menanggapi paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca