Staf MKRI Pelatihan Ke Belanda Dengan Subsidi Beasiswa StuNed
Jakarta,Koranpelita.com
Selama tiga bulan, delapan staf Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) mengikuti pelatihan Recharging Programme di The Hague University of Applied Sciences, Belanda. StuNed memberi subsidi sebagian biaya kuliah.
Penyerahan beasiswa dilakukan secara resmi oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, kepada Sekretaris Jenderal MKRI, Muhammad Guntur Hamzah di kantor MKRI, pada Rabu (25/9/2019).
Recharging program ini merupakan program pelatihan berkelanjutan untuk peningkatan kapasitas analisa hukum yang komprehensif bagi staf ahli pendukung
hakim MKRI. Program ini dirancang untuk membantu para peserta mengembangkan pengetahuan hukum substantif, keterampilan hukum, dan etika professional.
Termasuk di dalamnya, peserta akan mempelajari perkembangan hukum konstitusional dan hak asasi manusia, serta keterampilan komunikasi hukum, baik untuk keperluan di internal MK maupun untuk publikasi hasil persidangan ke masyarakat umum. Peserta pelatihan berasal dari lingkungan kepaniteraan dan sekretariat jenderal MKRI, dengan masa kerja minimal dua tahun. Mereka telah mengikuti proses seleksi, mulai administrasi dokumen, wawancara, serta test kesehatan. Pelatihan akan 1berlangsung selama sepuluh minggu, mulai 7 Oktober sampai dengan 13 Desember 2019.
“MKRI akan terus mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk
pengembangan sumber daya manusia, sesuai arahan Presiden Jokowi. Ini
Angkatan tahun ketiga untuk Recharging Programme ke Belanda. Pengembangan
kapasitas staf sangat strategis, mengingat beberapa tahun ke depan, mereka lah
yang akan mengawal MKRI,” demikian disampaikan Muhammad Guntur Hamzah
dalam sambutannya.
Sementara itu, Peter van Tuijl mengapresiasi pilihan MKRI untuk melaksanakan pelatihan di Belanda, mengingat Belanda merupakan salah satu kiblat pengembangan hukum internasional.
“Pelatihan ini penting bagi MKRI untuk
menjembatani kepentingan antar kelompok di Indonesia. Selain itu, tidak hanya
peserta saja yang mendapatkan pembelajaran dari Belanda, Belanda juga bisa belajar dari pengalaman MKRI,” tambahnya. (Vin)