Sampit, Koranpelita.com.
Parahnya kabut asap yang menyelimuti sejumlah Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Tengah ( Kalteng) akibat kebakaran lahan, hutan dan kebun di musim kemarau tahun 2019 ini telah menyusahkan hidup masyarakatnya.
Bukan saja tidak sedikit warga yang terganggu kesehatannya akibat penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas ( ISPA), tetapi juga kerugian material yang tidak sedikit selain kerugian imaterial.
Seperti diungkapkanseorang ibu dengan tiga orang anak asal Desa Pilang Kabupaten Pulang Pisau di Provinsi Kalteng ini.
Menurutnya, akibat kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau tahun ini sekitar 30 hektare kebun sawit termasuk kebun karet miliknya , yang ada di belakang rumahnya hangus terbakar.
Hal itu diungkapkan ibu tersebut dengan jurnalis media ini, saat naik taksi travel dari Kota Palangka Raya ke Sampit Sabtu ( 14/9).
Dikatakan ibu dengan tiga orang anak yang berlatar pendidikan Sarjana Kehutanan S1 ini, disaat musim kemarau seperti ini, kami menyiapkan sumur bor dan menggali sumur sebagai sumber air jika api merambat ke kebun miliknya. “Tetapi nasib berkata lain, api dengan ganasnya membakar kebun kami, Karena penjaga yang kami upah pada tertidur,” ujarnya.
Kebakaran lahan ,hutan dan kebun di Kalteng tahun 2019 yang lebih parah dibanding tahun lalu, juga melanda Kabupaten Kotawaringin Timur yang ibukotanya Sampit. Sekolah untuk tingkat PAUD sampai SLTA terpaksa diliburkan. Tidak itu saja , sejumlah penerbangan ke Sampit juga tidak sedikit dibatalkan bahkan ada pesawat dari Surabaya ke Sampit ketika sudah di atas Bandara H.Asan Sampit tidak bisa mendarat akibat kabut asap, sehingga pesawat tersebut kembali lagi ke Surabaya.
Warga Kota Sampit akibat kabup asap ini cendrung lebih banyak berada di dalam rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Di sejumlah ruas jalan di Kota Sampit , para relawan membagikan masker secara gratis kepada masyarakat untuk dipakai menghadapi kabut asap.
Apakah ini prilaku alam di musim kemarau dimana pemerintah sepertinya “kalah” melawan kabut asap ?Bukankah ini peristiwa setiap tahun yang mestinya diantisipasi semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat? Karena kabut asap yang disebabkan kebakaran lahan,hutan dan kebun ini telah menyusahkan hidup Kami disini. (Ruslan AG ).