Jakarta, Koranpelita.com
Polemik PB Djarum dan Komisi Nasional Perlindungsn Anak (Komnas PA) memaksa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat bicara.
Gubernur mengingatkan, agar segera diselesaikan dengan dialog, di ruang rembugan. Dirinya khawatir jika tidak segera diselesaikan akan berimbas pada kelahiran bibit-bibit unggul bulutangkis yang selama ini jadi cabang olahraga andalan Indonesia di kancah dunia.
“Kalau kemarin ada problem di Komnas, PA kalau yang dipersoalkan adalah gambar, mari soal desain dan layoutnya kita bicarakan ulang. Tapi bukan berarti menghentikan,” kata Ganjar di Semarang, Senin (09/9/2019).
Sementara Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait angkat bicara, menurutnya yang dipersoalkan adalah brand image dan jersey yang dipakai anak-anak selama kegiatan audisi, bukan bakat dan minat anak. Karena brand image Djarum itu identik dengan promosi rokok yang mereknya sama dengan rokok.
“Pak Ganjar termasuk gagal paham terhadap aturan yang melarang menggunakan brand image dalam kegiatannya,” jelas Arist di Jakarta kepada Koranpelita.com, Senin (09/9/2019) malam.
Arist menyebut, bahwa pak Ganjar gagal paham terhadap ketentuan UU RI No. 35 Tahun 2014 dan PP No. 109/2012 yang melarang brand image dengan memanfaatkan anak sebagai iklan, promosi dan sponsorship terselubung dan melakukan eksploitasi terhadap anak.
Lebih lanjut kata Arist, bahwa yang Komnas Perlindungan Anak persoalkan bukan akses anak mendapat beasiswa mengembangkan minat dan bakat anak dibidang olahraga bulutangkis, tetapi brand image Djarum yang identik dengan rokok Djarum.
“Oleh sebab itu, diperlukan menyamakan perspektif tentang perbedaan pandangan atas peristiwa ini,” tegasnya.(Ivn)