Jakarta, Koranpelita.com
Seiringdengan perkembangan zaman yang terus berubah, keterampilan menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki di era ini. Ketika kita ingin membesarkan sebuah organisasi maka harus banyak orang – orang yang meliput, memberitakan dan mempromosikan rencana maupun kegiatan yang sudah dilakukan agar publik mengenal, tahu dan tertarik untuk memasuki organisasi.
Begitupun jika mau jualan produk baik yang berupa barang maupun jasa, maka dituntut keterampilan jurnalistik untuk mengolah bahasa produk menjadi bahasa pemasaran dan promosi bisnis.
Begitupun dalam mengisi kemerdekaan ini, refleksi 74 tahun Indonesia merdeka harus terus menyiapkan SDM yang unggul agar Indonesia semakin maju. Seiring dengan penyiapan SDM yang berkualitas, Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (Genppari) menyelenggarakan program Pelatihan Jurnalistik Kepariwisataan di sekretariat Rumah Para Pecinta Ilmu (Rumpi) pada Sabtu (31/8).
Sejalan dengan tema kemerdekaan tahun ini, media meminta tanggapan dari Ketua Umum Genppari Dede Farhan Aulawi yang menjadi narasumber pada pelatihan tersebut.
Dede menyampaikan bahwa fungsi media, baik media cetak mamupun media elektronik akan semakin penting. Oleh karena itu Indonesia membutuhkan banyak jurnalis untuk mengeksplor setiap potensi sehingga bisa memberikan nilai tambah buat bangsa dan negara. Baik potensi SDM maupun potensi SDA-nya. Namun demikian, semuanya tentu harus berorientasi pada nilai – nilai kebangsaan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan tanpa meninggalkan jati diri sebagai bangsa yang utuh.
Dede juga menambahkan bahwa Indonesia saat ini sedang terus membangun, maka sangat diperlukan nilai – nilai pengabdian dari seluruh warganya. Di samping itu juga diperlukan karakter kerja keras dan kerja cerdas yang penuh dengan kreatifitas dan inovasi. Apapun profesi atau pekerjaannya, diharapkan berorientasi pada karya dan prestasi untuk mengharumkan nama baik dan meningkatkan kesejahteraan bangsa.
“ Jaga marwah dan kehormatan bangsa dengan menjauhi segala macam perbuatan yang tercela, termasuk didalamnya perilaku korup yang merusak sendi – sendi perekonomian bangsa. Sudah seharusnya kita meneteskan air mata jika ada orang yang berpendapat bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya. Ingatlah bahwa budaya Indonesia itu luhur dan terpuji, maka tidak akan membiarkan perbuatan nista merajalela “, ujar Dede dengan penuh semangat.
Sementara itu destinasi wisata dan potensi wisata Indonesia banyak yang belum teridentifikasi, belum tergarap, dan belum terpromosikan dengan baik, maka peran jurnalis dalam mengangkat tema – tema kepariwisataan menjadi sangat penting. Oleh karena itulah, maka Genppari dengan berbagai programnya terus mendorong dan mendukung daya tumbuh kemajuan pariwisata Indonesia. Genppari juga secara konsisten dengan dorongan rela berkorban dengan penuh pengabdian terus mencurahkan segenap sumber daya yang dimilikinya untuk mendukung program Pemerintah di bidang kepariwisataan. Jelas Dede.
Selanjutnya Dede juga menambahkan bahwa tujuan dari pelatihan kali ini adalah untuk menyediakan tenaga – tenaga terampil dalam melakukan keterampilan jurnalistik seperti peliputan berita (news) atau opini yang mengangkat tema – tema kebangsaan guna meningkatkan rasa cinta tanah air dan semangat bela negara. Adapun yang menjadi materi pembahasan dalam pelatihan tersebut meliputi Pengertian Jurnalistik, Keahlian Jurnalistik, Produk Utama Jurnalistik, Media dan Bahasa Jurnalistik, Media Massa Menurut UU No. 40/1999 Tentang Pers dan Jurnalistik Online.
Di samping itu, sesuai dengan standar pendidikan dan pelatihan yang sudah ditetapkan, guna menunjang mutu lulusan maka langsung dilakukan praktikum penulisan opini dan berita, juga diakhiri dengan ujian teori dan ujian praktik. Sementara apabila ada yang membutuhkan informasi lebih lanjut terkait materi pelatihan ini, bisa menghubungi Ibu Lilis Hidayati di no +62 813 1253 5153. Pungkas Dede mengakhiri percakapan. (rel)