Jakarta,Koranpelita.com
Indonesi Police Watch (IPW) Neta S Pane menyesalkan ulah sejumlah politisi dan tokoh senior yang mau dikibuli dan diprovokasi oknum WP KPK and the Gang untuk mendukung penyebaran fitnah, kabar bohong, dan mengkriminalisasi terhadap Pansel maupun 20 capim KPK.
“Para tokoh dan politisi senior itu bagai kerbau dicucuk hidungnya digiring oleh oknum WP KPK and the Gang untuk ikut berdemonstrasi ke Gedung KPK, untuk menghujat Pansel dan 20 capim KPK. Padahal para tokoh dan politisi senior itu tidak pernah memegang ataupun melihat bukti akurat yang ikut mereka fitnahkan kepada Pansel dan 20 capim KPK,” kata Neta kepada Koranpelita.com, Sabtu (31/8/2019)
IPW sangat menyayangkan kapasitas para tokoh nasional tersebut yang abai check recheck dan gampang terprovokasi untuk ikut-iikutan menjadi penyebar fitnah. IPW mendukung penuh jika para tokoh itu memang punya data atau pernah melihat data yang ikut mereka fitnahkan.
“Para tokoh yang ikut berdemo itu harus mendorong KPK mau membuka data tentang siapa saja capim KPK yang tidak patuh dalam pelaporan LHKPN, siapa saja capim yang diduga penerimaan gratifikasi, siapa capim yang diduga pernah menghambat kerja KPK, dan siapa capim yang diduga melakukan pelanggaran etik, kapan sidang etiknya, dan apa hasil sidang etiknya,” ujarnya.
Sehingga, para tokoh itu tidak sekadar ikut-ikutan dan dikibuli oknum WP KPK and the Gang untuk mendukung manuver mereka secara membabi buta.
IPW berharap, para tokoh yang ikut berdemo di KPK itu bersikap cerdas dan harus mampu mendesak oknum WP KPK untuk membuka data, kapan sidang etik itu berlangsung dan apa isi keputusannya.
“Jika data itu tidak ada, sama artinya para tokoh itu menjadi kambing congek yang dikadali oknum WP KPK and the Gang. Sehingga pelanggaran etik yang dituduhkan itu tidak hanya sekadar isapan jempol yang tanpa dasar dan tidak ada proses hukumnya,” jelas Neta.
Ia menegaskan, jika hanya isu yang ditebar, sama artinya para tokoh nasional itu hanya ikut-ikutan menyebar fitnah dan diperalat untuk mengkriminalisasi orang-orang yang dimusuhi oleh oknum WP KPK and the Gang.
“Para tokoh yang diperalat oknum WP KPK and the Gang itu harusnya mau menyadari bahwa saat ini sangat banyak kebusukan di KPK yang harus dibenahi. Antara lain, KPK tidak WTP audit BPK nya, adanya Novel Baswedan sebagai tersangka pembunuhan yang kebal hukum di KPK, adanya pimpinan yang selama ini tidak bisa menjaga soliditas KPK hingga terbelah menjadi “Polisi India dan Polisi Taliban”, adanya penyidik yang sudah 12 tahun berkuasa di satu tempat di KPK, serta tidak transparannya audit barang-barang sitaan KPK selama ini,” ungkap Neta.
Seharusnya para tokoh yang ikut ikutan demo mengecam Pansel dan 20 capim KPK itu segera mendorong oknum WP KPK and the Gang instrospeksi dan berbenah diri lewat hadirnya pimpinan baru KPK hasil seleksi Pansel, dan bukannya memusuhi Pansel dan capimnya serta memprovokasi para tokoh nasional agar ikut-ikutan memusuhi Pansel dan capim KPK.
Lebih lanjut, IPW juga berharap lewat pimpinan baru kebobrokan di KPK bisa segera dibenahi. Para tokoh nasional tersebut eling dan waspada dalam menghadapi oknum WP KPK yang keblinger. Sebab bagaimana pun hasil kerja keras pansel dalam melahirkan capim KPK patut dihargai semua pihak.
“Berbagai tuduhan, fitnah, dan kriminalisasi tanpa bukti yang diarahkan kepada pansel dan capim KPK harus dilawan, apalagi para penuduh punya agenda kepentingan sendiri,” pungkas Neta. (Ivn)