Jakarta, Koranpelita.com
PT Pelabuhan Indonesia II (persero) atau Pelindo II fokus mengembangkan Green Port yang diamanatkan dalam Undang- Undang (UU) No 32 Tahun 2009 mengenai Lingkungan Hidup dan UU Pelayaran No 17 Tahun 2008.
Direktur Teknik Pelindo II Dani Rusli Utama mengatakan, Green Port adalah sebuah konsep pelabuhan dengan pene – rap an operasional ramah ling – kung an. “Green Port ini me ru – pa kan mandatori kalau di da – lam ne ge ri. Yang mana rujuk – an nya me nga cu pada UU No 32 Ta hun 2009 tentang Lingkung an Hi dup dan di UU Pela – yaran 2008, sedangkan kita di Pelindo II terus mengem bang – kan konsep Green Port ini me – la lui road map hingga tahun 2020,” ujar Dani di Jakarta ke – marin.
Pelindo II sendiri, kata dia, su dah menjalani konsep Green Port yang setiap tahun meng – alami pembaruan dan tidak ha – nya memenuhi standardisasi lingkungan di dalam negeri. “Ta pi apakah itu cukup ka – lau ha nya memenuhi standar da lam negeri? Ternyata belum, di in dus tri tertentu Green Eco ini su dah ada yang mendapat in sen tif, misalnya di sektor kehu tan an, yang dapat insentif se kian per sen.
Nah, di pela buh – an be lum ada, tapi kami terus me ngembangkan inovasi-ino – vasi yang berkaitan dengan Green Port ini dan hasilnya ada yang bisa kita save,” ucapnya. Pengembangan inovasi terse but salah satunya adalah dengan memasang alat monitor pe mantau air yang ada di sekitar Pe labuhan Tanjung Priok.
“Se lain itu, kita ada namanya re ception facility dari sisi ope ra – sio nal kapal yang membuang lim bah bisa melalui fasilitas ini,” je lasnya. Dari semua konsep Green Port yang ditetapkan oleh Pe – lin do II, konsep elektrifikasi mem berikan dampak signifi – kan yang cukup besar.
Menurut Da ni, setiap tahun Pelindo II te rus mengembangkan konsep elektrifikasi pada setiap ope rasio nal pelabuhan melalui anak usaha nya. Dani mengklaim penghematan melalui elektrifikasi memanfaatkan crane mau pun alat operasional lain nya diklaim mampu meng he mat bahan ba – kar hingga 50%.
“Tahun ini kita investasi Rp100 miliar, sedangkan ta – hun lalu Rp80 miliar. Hasilnya ada penghematan BBM yang tu run hingga 50%. Dan, ini yang akan kita tingkat terus elektrifikasi di setiap anak usaha secara berta hap,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam jangka pendek, elektrifikasi tidak akan mengembalikan investasi di sektor ini, namun akan kembali dalam tiga hingga em pat tahun mendatang.
“Investasi elektrifikasi ini memang tidak bisa kembali dalam satu dua tahun, tapi kami bisa meng ukur bahwa investasi yang kami keluarkan ini (elektrifikasi) bisa kembali dalam jangka tiga hingga empat tahun ke depan,” pungkasnya. (nie)