KENAPA saya bilang Anies Baswedan sosok tangguh pemimpin daerah? Karena dari sosok lemah lembut yang terpancar dari dalam dirinya, tersimpan sesuatu yang sangat dasyat.
Yakni sosok yang tak pernah merasa hebat, jumawa atau sombong.
Kehebatan Anies selalu terlihat yaitu tak pernah merasa “kalah”, ia pun selalu berbuat baik menurut orang sekitarnya, bukan karena kemauannya.
Selama memimpin Daerah Khusus Ibukota (DKI) Anies pun tak pernah menjadikan semua idenya dikedepankan, pasti ide itu muncul dari warga DKI Jakarta sendiri. Kemudian diwujudkan ke dalam satu ide bersama, sehingga menjadi impian bersama.
Kita masih ingat ketika sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin diberlakukan pelarangan sepeda motor melewati jalur itu. Sehingga “mematikan pendaringan” para warga yang biasa melewati jalan itu, tanpa ada protes.
Ketika Anies jadi Gubernur DKI Jakarta, larangan itu dihapus demi warga DKI untuk mencari kehidupannya di sepanjang jalan itu.
Kasus Pasar Tanah Abang misalnya, Anies sempat diobok-obok dengan alasan mematikan nasib pedagang dan melanggar paraturan perhubungan. Padahal dengan akal sehat, Anies hanya menata jalan yang dipakai pedagang kemudian dicarikan solusi terbaik bagi seluruh pedagang. Toh akhirnya bisa Anies atasi tanpa masalah.
Kemudian muncul lagi persoalan karya seni bambu yang menelan anggaran jutaan rupiah. Kontan kasus itu dibesarkan oleh lawan pembenci Anies. Padahal kata Anies, karya seni bambu itu hanya dibuat pada perhelatan Asian Games. Setelahnya kalau mau dibongkar, yah bongkar saja. Selesai.
Dari sekian banyak masalah ditujukan kepada Anies, semua beragam hanya untuk menjatuhkan sosok tangguh itu, yaitu Anies Baswedan.
Kini muncul lagi masalah yang katanya sangat besar oleh lawan-lawan politiknya. Yakni masalah polusi dan sampah Jakarta. Anies dianggap tak bisa mengatasi persoalan polusi dan sampah Jakarta.
Malah mereka membandingkan dengan pengelolaan sampah di Surabaya. Anies pun ditekuk untuk mengakui kelemahan kinerjanya. Bahkan masalah pencemaran udara Jakarta pun dibuat bagaikan “kiamat” bagi Kota Jakarta. Ngerikan!?.
Tapi Anies tetap Anies. Ia dengan keyakinan mantapnya, berhasil mematahkan semua kebencian-kebencian itu. Bahkan hampir seluruh tudingan-tudingan itu, sepertinya ada “udang dibalik batu”. Ada keinginan lain untuk menjatuhkan sosok Anies Baswedan. Demi ssbuah keuntungan.
Pada kenyataannya, saat ini Jakarta.sebagai ibukota negara, sudah banyak perubahan-perubahan yang masyarakat Jakarta bisa menikmatinya.
Begitu juga untuk kesejahteraan warganya. Banyak yang sudah dilaksanakannya, baik bantuan kemamusiaan yang sangat berguna bagi warga DKI Jakarta.
Penghargaan prestasi selama Anies memimpin Jakarta. Sudah tak bisa dihitung dengan jari. Anies tak diragukan lagi dalam torehan prestasi membangun Kota Jakarta sebagai ibukota negara ini.
Pertanyaan kita. Apa lagi sih yang membuat lawan-lawan politiknya hingga Anies dibenci? Apakah mau diganti? Kan tak mungkin. Anies dipilih warga DKI Jakarta sekitar 48 persen di perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Kini sosok itu tak lemas oleh kritikan, tapi dia kuat karena kritikan yang selalu Anies anggap “angin lalu saja”.
Anies sosok dan karakter manusia tangguh. Allah selalu menyertaimu Pak Anies.
(Penulis Redaktur Koranpelita.com)