Sampit,Koranpelita.com.
Kecamatan Pulau Hanaut yang wilayahnya merupakan daerah tertinggal di Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim ) Provinsi Kalteng. Padahal wilayah tertinggal ini hanya sekitar 40 kilometer arah selatan dari Kota Sampit ibukota Kabupaten ini.
Namun akses transportasi ke sana maupun ke dunia luar masih tergantung transportasi sungai ,karena belum adanya jalan darat dan jembatan penghubung ,wilayah ini di Kotim.
Inilah potret salahsatu dunia pendidikan disana seperti diungkapkan Camatnya, Ir.Eddy Mashami Kamis ( 1/8-) via ponselnya.
Kunjungan ke sekolah bantu SDN 1 desa Satiruk di dusun cemeti di Kecamatan Pulau Hanaut Kotim dimana
jumlah siswa ada 12 orang, terdiri dari kelas 1sampai kelas 6. Sedangkan kondisinya cukup memprihatinkan.
Hanya di bantu dengan seorang guru bernama Mardiah, dengan tanpa status tenaga pengajar yang berbekal ilmu seadanya.Karena Mardiah hanya lulusan SLTP.
Tetapi Mardiah dengan niat yang tulus mau mengabdi mengajari anak-anak pesisir pantai, yang orang tuanya setiap waktu melaut.
Sesekali ibu guru yang tanpa pamrih ini mengajari anak-anak mengibarkan bendera sangsaka merah putih dari sebatang pohon galam yang diikat dengan tali seadanya.
Tetapi dengan kehadiran kami bersama seorang pengusaha yang tidak mau disebutkan namanya, membagikan peralatan dan kelengkapan sekolah berupa baju, celana, topi, kaos kaki, sepatu, buku tulis, pencil, tip ex, penghapus, untuk masing-masing anak sebanyak 2 set. Tampak anak didik terlihat sangat bergairah dan bersemangat, kemudian menghampiri kami.
Tanpa alas kaki, dengan baju lusuh yang terbalut dibadannya, mereka berlari menghampiri kami, seolah-olah dengan kehadiran kami memberikan support kepada mereka,eh pak camat sapa salah seorang di antaranya.
Setelah memberikan nasehat di ruang kelas bersama ibu guru diakhiri dengan makan siang di rumah pak Ketua Rukun Tetangga. Dan kamipun berpamitan pulang.
Sedih berpisah dengan mereka, kami diantar sampai diujung pelabuhan.
Sampai berjumpa lagi anak-anakku. ( Ruslan AG).