Kebumen, Koranpelita.com
Ada cara unik masyarakat Kebumen untuk selamat dari bencana tsunami. Cara yang harus dilakukan saat tsunami datang, adalah dengan kukut-kukut (kemas-kemas) dan langsung lari serta menek uwit (naik pohon).
Cara itu disampaikan salah satu siswi SMKN 1 Ambal Kebumen, Vika Lestari kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat mengikuti acara
ekspedisi desa tangguh bencana (Destana)Tsunami, Selasa (30/7). Saat ditanya Ganjar tentang bagaimana cara menyelamatkan diri saat tsunami datang, Vika dengan mantab menjawab pertanyaan itu.
“Ayo siapa yang tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri saat ada bencana tsunami?,” tanya Ganjar saat memberi materi di SMKN 1 Kebumen.
Seorang siswi bernama Vika Lestari langsung maju ke depan. Dengan bahasa yang lugu, Vika menjawab pertanyaan itu dan membuat suasana ger-geran.
“Caranya kukut-kukut terus mlayu pak (kemas-kemas terus lari). Larinya ke tempat yang tinggi,” jawab Vika.Mendengar itu semua peserta tertawa, termasuk Ganjar.
Seolah belum puas, Ganjar kembali menanyakan hal yang lucu kepada Vika.
“Nek ora sempet mlayu kepiye (kalau tidak sempat lari bagaimana),” tanya Ganjar lagi.
“Menek uwit pak (manjat pohon pak),” jawab Vika tegas dan kembali disambut tawa.
Meski membuat gelak tawa, namun jawaban Vika itu membuat Ganjar puas. Ia mengacungi jempol, karena Vika telah memahami cara menyelamatkan diri dari bencana tsunami, meski dengan bahasa sederhana.
“Memang harus pakai bahasa sederhana, seperti yang dikatakan Vika, kalau ada tsunami langsung kukut-kukut terus mlayu (kemas-kemas langsung lari), menek uwit sing dhuwur (manjat pohon tinggi). Pemahaman semacam ini harus terus diberikan pada masyarakat,” terang Ganjar sambil memberikan sejumlah hadiah kepada para siswa.
Ganjar menerangkan, selama ini masyarakat khawatir apabila ada informasi terkait bencana. Padahal lanjut dia, tidak ada yang perlu ditakutkan. Hal yang harus dilakukan adalah siap dengan berbagai potensi bencana yang ada dan mencari cara untuk menyelamatkan diri.
“Ndak usah geger, tenang saja. Kan memang kita hidup di negara bencana. Maka kita harus paham bagaimana caranya mitigasi, melakukan evakuasi saat terjadi bencana dan lainnya. Mari kita selalu harmoni dengan alam dan berkompromi dengan alam,” terangnya.
Pemerintah lanjut dia juga tidak tinggal diam. Selain memberikan sosialisasi, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah alat pendeteksi bencana termasuk tsunami.
“Tapi tolong, itu dirawat. Jangan ada yang mencuri. Saya ingin Kebumen menjadi contoh,” pungkasnya.
Kegiatan sosialisasi kebencanaan di Kebumen tersebut tidak hanya dilakukan Ganjar. Dalam kesempatan itu, hadir pula Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo dan Kepala BMKG, Dwikorita.
Doni Monardo mengatakan, kesadaran masyarakat akan potensi bencana perlu terus ditingkatkan. Dengan sosialisasi terus menerus, maka masyarakat akan terbiasa dan tidak takut menghadapi bencana.
“Kita semua harus menyadari bahwa Indonesia kawasan yang sangat rentan. Sejumlah bencana pernah terjadi di negeri ini, dan yakinlah suatu saat bencana itu akan terulang, karena alam selalu mencari keseimbangan,” kata dia. (sup)