Banjarbaru, Koranpelita.com
Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor berharap, daerahnya tidak akan lagi dikepung asap atau titik api.
Caranya, terus bergerak bersama melakukan penanggulangan dengan bergotong royong.
Terlebih, jumlah petugas yang turun untuk mencegah karhutla mencapai 1500 orang yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, perusahaan, relawan, dan lainya.
Harapan tersebut, disampaikan Gubernur saat sidang darurat dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan provinsi Kalsel 2019 di lapngan Setda Prov Kalsel, Banjarbaru, Selasa (30/7/2019).
”Kepada unit tugas dan masyarakat Kalsel saya mengimbau dan meminta jika ada ketemu api agar segera dipadamkan atau menghubungi pihak BPBD. Jangan biarkan kita dikepung secepatnya, tetapi sekarang kitalah yang mengepung secepatnya, ” pintanya.
Gubernur pun meminta semua pihak harus aktif dalam mencegah hal-hal yang menyebabkan timbulnya kebakaran hutan dan lahan. baik melalui penyuluhan, kampanye, sosialisasi, penegakan hukum atau cara lain yang dapat mencegah kebakaran hutan dan lahan.
“Pengendalian kebakaran hutan dan lahan merupakan tanggung jawab kita bersama, termasuk seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu, upaya mengendalikan hutan dan lahan, tidak akan efektif dan tidak akan berhasil secara optimal, tanpa peran serta komitmen yang kuat dari semua pihak, ” tegasnya.
Dia menambahkan, keberadaan satgas gabungan, sebagai bentuk keseriusan, kesungguhan, dan sekaligus kesiapan Pemprov Kalsel dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan.
Karena pasukan satgas gabungan dapat menyatukan kekuatan, terpadu, membangun komunikasi dan sinergi, agar peran dan fungsi masing-masing semakin optimal dalam pertarungan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Provinsi Kalsel, Wahyuddin mengatakan, titik api pada saat ini terbanyak di daerah KabupatenTanah Laut.
Kemudian Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Banjar dan Banjarbaru (Ipik)