Makassar, Koranpelita.com
Ir. Soekarno bilang agar kita berani bermimpi setinggi langit karena saat kita jatuh maka kita hanya akan jatuh di atara bintang-bintang,”ujar Indah, perwakilan Forum Anak Nasional (FAN) dari Sumatera Utara.
Puncak Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2019 dipusatkan di Lapangan Karebosi, Makassar Selasa 23 Juli 2019. Setiap tahun, 23 Juli menjadi momentum memperingati HAN.
Sejak dimulai tahun 2010, FAN menjadi ajang perwujudan prinsip partisipasi anak. Setiap suara, pendapat dan keinginan anak-anak Indonesia akan dituangkan dalam bentuk Suara Anak Indonesia yang diserukan saat puncak peringatan HAN.
Jonathan seorang perwakilan FAN dari Kabupaten Fak-Fak Papua ingin sekali dapat mewujudkan mimpi orangtuanya saat kecil dahulu yang tidak terwujud.
Indah dan Jonathan mewakili impian dari 514 anak-anak dari seluruh Indonesia yang mengikuti rangkaian kegiatan Forum Anak Nasional dari tanggal 19-22 Juli 2019.
Hadir di Makasar sebagai perwakilan daerah adalah hal yang membanggakan karena harus melalui berbagai tahapan seleksi di kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
Mereka berkumpul untuk menyuarakan keinginan,harapan dan impian mereka untuk bisa terlibat dan tidak hanya dipandang sebagai objek di mata masyarakat.
Gibran Muhammad, presenter dan jurnalis yang diundang sebagai narasumber pada kegiatan Monolog Anak Indonesia ikut mendorong para peserta membangun kepercayaan diri dimulai dengan memaafkan diri sendiri dan orang lain.
“Wujudkan mimpimu. Mulailah dengan memaafkan masa lalu kita, diri sendiri dan orang lain. Memberikan pelayanan terbaik dan memahami orang lain sehingga dengan begitu kita menjadi pribadi yang terbuka dan percaya diri,”ujar Gibran.
Selain itu Gibran juga menyerukan agar para peserta dapat menjadi corong kebhinekaan Indonesia.
“Kita lahir sudah berbeda, latar belakang budaya kita juga berbeda dan berbeda itu indah. Itu sebabnya Indonesia akan menjadi ruang yang indah jika kita semua mau menghargai setiap perbedaan,”pungkas Gibran.
Selain kegiatan Monolog Anak, hari kedua pelaksanaan FAN juga diisi dengan kegiatan bertema Aku lihat, Aku Tahu. Kegiatan ini berupa observasi dan pemetaan 13 isu yang sudah ditetapkan. Ketiga belas isu tersebut adalah: Kesiapsiagaan bencana, pencegahan dampak negatif teknologi, Informasi dan Komunikasi, perkawinan usia anak, pengasuhan alternative, perilaku hidup bersih dan sehat, isu stunting, kesehatan mental, revolusi mental, terorisme, tindak pidana perdagangan orang, perlindungan khusus bagi anak pekerja migran, kewirausahaan online dan keberanian untuk berkata jujur. Ke-tiga belas isu ini merupakan gambaran dari lima klaster dalam Konvensi Hak Anak. Hasil dari diskusi dan observasi akan dibahas oleh para narasumber diantaranya dari Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Universitas Andalas, Asian Foundation dan Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini adalah salah satu implementasi dari tugas peserta FAN sebagai pelapor dan pelopor.
Forum Anak Nasional sebagai bagian dari rangkaian Hari Anak Nasioanl (HAN) tahun ini mengambil tema “Kita Beda, Kita Bersaudara, Bersama Kita Kuat”. (djo/pppa)