Bandung, Koranpelita.com
Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin mendorong jajaran Bawaslu di Provinsi Jawa Barat tegas dalam melakukan pengawasan guna meningkatkan kepercayaan publik kepada Bawaslu.
Hal ini terlontar saat ia memberikan pidato di acara Rapat Kerja Teknis Penyusunan Laporan Akhir Hasil Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu 2019 di Bandung, Jawa Barat, Senin (24/6/2019) lalu.
Sebagai bagian dari kelima pimpinan Bawasu—Afif sapaan akrabnya—merasa tak perlu takut bila benar mengawasi keseluruhan proses pemilu. Dirinya bercerita bersama keempat anggota Bawaslu lainnya pernah menegur Menteri Sekretaris Negara Pratikno karena terdapat puluhan karangan bunga berwarna-warni yang dijejerkan di pagar Istana Negara pasca pemilu 17 April 2019 lalu. Di mana salah satu peserta capres/cawapres-nya adalah petahana.
“Jadi pemimpin itu harus tegas, harus mengambil risiko, asal semua itu benar,” akunya.
Selain itu, lanjutnya, salah satu ketegasan Bawaslu dalam melakukan pengawasan adalah, penggunaam Sistem Pengawasan Pemilihan Umum (Siwaslu) yaitu perangkat yang digunakan sebagai sarana informasi dalam pengawasan proses dan hasil pemungutan dan penghitungan suara serta penetapan hasil pemilu.
Menurut Afif, Siwaslu didesain dengan anggaran Bawaslu yang sangat minim. Namun, pimpinan periode ini sepakat bertekad agar Bawaslu memiliki sistem yang sangat bermanfaat untuk dikembangkan sebagai laporan online. Dia bilang, tujuannya bisa memberikan kemudahan bagi pengawas dalam menyajikan data secara cepat dan akurat.
Meski begitu Afif dia mengaku, keputusan yang diambil seluruh pimpinan Bawaslu untuk membuat Siwaslu bukanlah tanpa ada kesalahan dan kekurangan. Hanya saja, jika ditemukan ada kesalahan maka pihaknya tidak sungkan untuk mengakuinya. “Jadi kalau ada kemauan pasti ada jalan,” ungkapnya. (Sumber Bawaslu/esa)