Bali, Koranpelita.com
Joko Widodo didampingi Iriana dan Gubernur Bali Wayan Koster dan Putri Suastini Koster menyerahkan secara simbolis 3000 sertifikat bidang tanah se-Bali.
Penyerahan ini sekaligus menjadi bagian dari target penyertifikatan seluruh bidang tanah di Bali. Hal ini terungkap saat Presiden yang akrab disapa Jokowi ini melaksanakan kunjungan kerja di Lapangan Kilobar, Taman Bali, Bangli, Jumat (14/6).
“Hari ini kita kembali serahka tiga ribu sertifikat bidang tanah, ini baru sebagian kecil. Harusnya di seluruh Indonesia itu sepatutnya ada 126 juta sertifikat. Per tahun 2014, baru ada sekitar 46 juta, jadi masih kurang sekitar 80 juta sertifikat. Ini yang terus saya kejar. Saya targetkan 5-6 juta sertifikat selesai tiap tahunnya. Jika bisa dilaksanakan, kita perkirakan 2025 seluruh sertifikat yang 80 juta bisa diberikan dan patut bersyukur. Khusus Provinsi Bali, nanti pertama semua sertifikat selesai, tahun ini. Bali adalah provinsi pertama yang semuanya bisa pegang sertifikat,” jelas Jokowi.
Penyertifikatan seluruh bidang tanah di Indonesia menurut Jokowi menjadi sangat penting, mengingat seringnya terjadi sengketa lahan di Indonesia, mulai lingkup terendah yakni antaranggota keluarga, peseorangan dengan kelompok, hingga antar kelompok maupun antar lembaga.
“Sertifikat merupakan sebagai bukti hak hukum atas bidang tanah yang dimiliki. Ini yang memperkuat. Jadi harus dipegang, agar tidak lagi ada sengketa. Habis ini tolong di-foto copy, itu yang dipegang, aslinya simpen baik-baik,” ujar Jokowi mengingatkan.
Tak hanya itu, penyertifikatan pun diharapkan Jokowi dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pinjaman permodaan untujl usaha. Karena sertifikat bisa dimanfaatkan sebagai agunan pinjaman. Namun, ia tetap meminta agar langkah tersebut dikalkulasikan terlebih dahulu secara matang, agar justru tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
“Saya titip gunakan itu untuk modal kerja, modal usaha, modal investasi, jangan untuk yang lain-lain. Boleh dipakai agunan, tapi untuk hal-hal yang produktif, yang mendatangkan income. Hitung dengan baik, survey dulu bunga pinjamannya, jangan dipaksakan. Masyarakat kita ini biasanya punya sertifikat digadaikan untuk pinjaman, dapat Rp300 juta seneng kan, Rp150 juta beli mobil. Tidak bisa bayar cicilan, 6 bulan mobil ditarik ke dealer,” gurau Jokowi yang disambut riuh tawa para hadirin.
Sebelumnya, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil melaporkan hingga kini 83 persen dari 1,8 juta bidan. (Sumber Gatra Shanti/esa)