SUNGAI Cianjur adalah nama sungai yang melintasi kota Cianjur, Jawa Barat. Sungai ini berhulu di Gunung Gede panjangnya berkilo-kilo meter melintasi kota Cianjur, bermuara ke Sungai Cisokan.
Sekitar tahun 70-an, sungai ini kondisinya masih normal seperti keberadaan sungai pada umumnya. Di beberapa titik bantaran sungainya curam dan terdapat beberapa arung jeram di sepanjang aliran sungai.
Di beberapa titik terdapat bantaran sungai yang landai dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mencuci mandi dan kakus (MCK). Ini terutama jika kondisi air Sungai Cianjur sedang dalam kondisi tenang mengalir dan airnya jernih.
Salah satu contoh di sekitar bendungan Sungai Cianjur, selaim dimanfaafkan MCK digunakan sarana bermain atau berenang. Maklum waktu itu belum begitu banyak ketersediaan yang namanya kolam renang.
Ke atas sedikit tepatnya disampimg warung nasi Wa Odeh atau dibawah jembatan Jalan Siliwangi, terdapat arung atau leuwi yang disebut Leuwi Kuda tempat anak-anak “guyang”. Masih ingat semasa anak-anak penulis pernah tenggelam di Leuwi Kuda tersebut.
Kemudian sekitar 4 km ke hulu sungai terdapat tempat yang namanya Dawuan, yang kerap dimanfaatkan untuk wisata lokal kecil-kecilan kaum remaja dan pelajar. Di tempat ini mereka menanak nasi liwet dan nakce atau makan bersama.
Dulu sungai Cianjur yang airnya kadang-kadang tenang dan kadang-kadang banjir bandang sering menelan korban jiwa diseret arus air yang deras. Para korbannya kaum remaja atau pelajar yang tengah bermain di sungai, dan mayat korban sering ditemukan jauh di hilir seperti di daerah Desa Tanjungsari dan Babakansari mendekati muara Sungai Cilaku dan Cisokan.
Sekarang ini kondisi Sungai Cianjur, sudah banyak berubah seperti dangkal dan sempit. Di sepanjang bantaran sungai di wilayah perkotaan padat oleh bangunan liar yang diduga tanpa ijin, dan keberadaan sungai kotor oleh sampah terutama jika tidak hujan.
Sungai Cianjur juga yang dulu pernah menebarkan aroma bau pabrik penyamakan kulit PT Cisarua sebelum direlokasi ke Kampung Jebrod itu, benar-benar telah berubah. Bahkan tahun 2018 pernah murka sepanjang sejarah baru kali ini, airnya meluap menyeret dan merobohkan sejumlah rumah.
Meluapnya air Sungai Cianjur waktu itu, seakan-akan pertanda akan terjadi sesuatu terhadap pemimpin penguasa Cianjur dengan Sungai Cianjurnya. Tanggal 14 Desember 2018, Bupati Cianjur, dicokok KPK diduga korupsi DAK Bidang Pendidikan milyaran rupiah. (Man Suparman)