Cianjur, Koranpelita.com
Ruang terbuka hijau (RTH) atau land mark yang juga lebih populer disebut Alun-alun yang ada di pusat kota Cianjur, Jawa Barat, sejak diresmikan Presiden Jokowi, beberapa waktu lalu banyak dikunjungi warga masyarakat Cianjur maupun dari luar Cianjur.
Warga masyarakat dari luar Cianjur banyak yang penasaran tentang keberadaan Alun-alun yang dibangun dengan biaya sebesar Rp37 miliar tersebut.
Mereka ingin tanhu seperti apa kehebatan Alun-alun Cianjur dan ada obyek-obyek apa saja yang menarik untuk dinikmati.
Mereka hanya datang sekali saja, karena rasa penasaran yang ternyata tak ada obyek yang menarik untuk dinikmati selain swafoto atau selfie. Begitu juga banyak dilakukan warga masyarakat Cianjur sendiri yang baru pertama kali mengunjungi Alun-alun.
Mereka yang datang ke Alun-alun hanya untuk swafoto atau membuat flog,”Datang ke sini untuk selfie saja, tidak ada obyek yang spesifik,” kata Rezky, salah seorang pengunjung kepada Koranpelita.com.
Tidak adanya obyek yang spesifik diakui oleh budayawan Dr. Abah Ruskawan. Dikembangkannya pembangunan Alun-alun Cianjur secara ekonomis untuk kepentingan pendapatan asli daerah (PAD) nol besar,”Sebab tidak ada obyek yang dapat dijual untuk menarik PAD,” katanya.
Untuk menarik PAD dari retribusi parkir kendaraan pun tingkat kunjungannya sangat rendah. Sehingga untuk menarik PAD dari retribusi parkir tidak menjanjikan. (Man Suparman).