Tanjung Priok, Koranpelita.com
Tulang Sapi Cacah atau Cattle Bone Girst (CBG) adalah sampah yang menjadi berkah bagi Rini eksportir agribisnis asal Bekasi.
Pasalnya sampah tulang sapi yang diberikan perlakuan pencacahan, pemanasan dan pengayakan kini terus diminati negara Jepang. Semenjak tahun 2016 hingga kini permintaannya terus meningkat.
“Ini yang kita dorong untuk menumbuhkembangkan potensi dan peluang ekspornya. Terbukti sampah bisa jadi rupiah, “ujar Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) saat melepas ekspor 11 komoditas pertanian di Depo Segara Pacific Maju, Tanjung Priok,kepada sejumlah media termasuk KORANPELITA.COM di Jakarta, Kamis (23/5/2019).
CBG yang termasuk produk olahan hewan dan merupakan komoditas wajib periksa karantina sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor ini telah dijamin kesehatan dan keamanannya oleh Karantina Pertanian Tanjung Priok. Di Jepang, negara tujuan ekspornya, CBG dengan kandungan kalsium yang tinggi digunakan sebagai penyaring air atau water destilasi. Saat ini eksportir masih mendapatkan row material dari rumah potong hewan, sementara permintaan masih cukup tinggi. Dari data sistem otomasi karantina, IQFAST Karantina Tanjung Priok tercatat di tahun 2018, CBG yang telah di ekspor sebanyak 440 ton senilai Rp. 3,1 milyar, sementara di bulan Januari hingga April 2019 tercatat 252 ton dengan nilai ekonomi Rp. 1,7 milyar. “Tren peningkatan hampir 90%, saya berharap row material sampah tulang juga dapat dimobilisir dari sumber lain bahkan rumah tangga,” tambah Jamil.
Purwo Widiarto, Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok memaparkan 11 komoditas pertanian yang dilepas kali ini masing-masing kopra sebanyak 177,3 ton senilai Rp. 2,1 milyar dengan tujuan India, Bangladesh dan Pakistan ( kapulaga 56 ton senilai Rp. 2,2 milyar dengan tujuan Vietnam; kayu manis sebanyak 88,1 ton senilai Rp. 3,9 milyar dengan tujuan Thailand, Vietnam, Singapura dan Hongkong ; damar batu sebanhak 49,05 ton senilai Rp. 755,3 juta tujuan Cina, Bangladesh, Pakistan, Vietnam, India, Thailand, Yaman dan Saudi Arabia ; Arang sebanhak 5,2 ton senilai Rp. 88,2 juta tujuan Kuwait dan Turki ; Kayu Cedar sebanyak 40,2 ton senilai Rp. 284,3 juta tujuan ekspor Uni Emirat Arab, Saudia Arabia dan Cina ; tanaman hias (dracaena) sebanyak 9,078 ton senilai Rp. 127 juta tujuan Korea Selatan; Sabut Kelapa sebanyak 58 ton tujuan Cina ; daging ayam olahan sebanyak 16,6 ton tujuan Timor Leste dan bulu bebek sebanyak 15,7 ton senilai Rp. 54,9 milyar tujuan Vietnam. Sementara untuk CBG yang dilepas ekspor pada kali ini sebanyak 126 ton senilai Rp. 876,7 juta dengan tujuan negara Jepang, tambah Purwo.
Isa Sofyan, Direktur Utama PT Segara Pacific Maju selaku depo bagi komoditas pertanian yang akan diekspor melalui tempat pengeluaran pelabuhan Tanjung Priok ke berbagai negara menyampaikan apresiasinya atas kerjasama Karantina Pertanian Tanjung Priok. Dengan percepatan layanan karantina pertanian, saat ini hanya memerlukan waktu 2 hingga 5 jam saja dari total Service Level Agreement (SLA) Tanjung Priok saat ini 2,8 hari.
Jajaran Barantan terus lakukan penguatan kesisteman perkarantinaan sekalgus mendorong percepatan ekspor komoditas pertanian. Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melalui tugas tambahan pengembangan akselerasi ekspor.
“Selain kami memberikan bimbingan teknis persyaratan ekspor, juga lakikan ekspose agar dapat menginspirasi eksportir muda. Dan ini lakukan tidak saja di Jakarta, tapi juga di unit pelaksana teknis seluruh Indonesia,” tutup Jamil.(han)