Jakarta, Koranpelita.com
Tanggal 12 Mei 1937, Konsul Jenderal Inggris untuk Hindia Belanda Sir Henry Fitzmaurice menanam pohon beringin di depan kantor kediamannya, untuk memperingati penobatan Raja George VI. Raja yang kisahnya pernah difilmkan dalam The King’s Speech.
Di gedung itulah Laksamana Maeda menyediakan kediamannya untuk Soekarno, Hatta, Ahmad Soebardjo dan Sayuti Melik pada 16 Agustus 1945. Lalu kembali menjadi Kedutaan Besar Inggris pasca kemerdekaan RI (1961-1981). Dan kini kita mengenalnya sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Pohon beringin tersebut sayangnya terpaksa ditebang pada 2013, karena sudah terlalu besar dan rapuh, dikuatirkan akan roboh menimpa bagian muka museum.
Kemarin, tepat 82 tahun kemudian, hari Minggu 12 Mei 2019, bersama Duta Besar Inggris Moazzam Malik kembali menanam pohon yang baru, untuk menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia, di lokasi pohon yang sama.
“Ini merupakan salah satu kehormatan bagi kami di Jakarta, sebuah peringatan hubungan bilateral antara Kerajaan Inggris Raya dan Republik Indonesia. 70 tahun yang penuh kenangan dan pencapaian. Kami berharap ke depan, akan banyak kesempatan untuk bekerja sama dan akan memperkuat tidak hanya antar pemerintahnya, tapi juga hubungan antar warga kedua negara,” kata Anies Baswedan.
Pilihan pohon yang kita tanam bersama adalah Kiacret (Spathodea campanulata) diharapkan mampu memperlihatkan hubungan baik Inggris – Indonesia karena bunga yang tumbuh akan berwarna merah sesuai dengan salah satu unsur warna dari bendera kedua negara.
Penanaman pohon bersama lebih dari sekadar tanda hubungan kuat Indonesia dengan Kerajaan Inggris, tetapi yang tidak kalah penting adalah bagian dari kampanye untuk mengembalikan wajah Jakarta lebih hijau.
Dan kita berharap bahwa nanti generasi anak-cucu kita 50-60 tahun lagi kembali ke tempat ini dan menceritakan bagaimana kita menjadi bagian sejarah tempat ini. InsyaAllah ini menjadi babak baru bagi Indonesia dan juga Kerajaan Inggris. (esa) #ABW