Jakarta, Koranpelita.com
Kordinator Relawan Prabowo-Sandi Calonne ITS (Pascal ITS) Agus Lengky menyatakan problematika Pemilu Serentak 2019 yang mengakibatkan 318 petugas KPPS meninggal dunia harus menjadi catatan khusus. Tetapi, dugaan kekacauan yang muncul di balik proses penghitungan suara yang dilakukan KPU juga harus menjadi perhatian prioritas.
“Seperti diketahui bahwa perangkat information technology (IT) yang digunakan untuk proses penghitungan suara real count yang dilakukan pihak KPU patut diduga ada kecurangan yang seakan diseting merugikan kubu Prabowo-Sandi,” ujar Agus dalam diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Diskusi yang dimoderatori dr. Marwan Batubara menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Hairul Anas Suaidi, Praktisi IT Regional yang juga relawan Sahabat PADI ITB, Ir. Akhmad Syarbini, Forum API, Ir. Agus Lengki, Kodinator Pascal ITS, Rustam Aji M.Sc, pakar IT Alumni Jerman, Agus Maksum SSi, dari Tim IT BPN.
Para ahli IT tersebut meyakini bahwa proses Situng di KPU bermasalah. Oleh karena itu, mereka mendesak segera dilakukan audit forensik sistem jaringan teknologi Iinformasi KPU. “Sebab ada kejanggalan,” timpal Hairul di hadapan ratusan undangan peserta diskusi.
Agus menambahkan dengan nyawa yang meninggal sejumlah 331 orang dan menjadi catatan terburuk dalam sejarah pemilu Indonesia. “Namun selain itu kita juga masih dihadapkan dengan dilematis sistem IT KPU,” ujar Agus.
Pada bagian lain, ia juga menyebutkan bahwa sudah banyak ditemukan bahkan ribuan jumlahnya kesalahan entry data atau memasukkan data formulir C1 di Situng KPU. “Tetapi, tidak pernah dianggap sebagai persoalan serius dan cenderung diabaikan,” tandasnya.
Pakar IT ini menjelaskan di Situng itu banyak yang nggak sinkron dengan C1 yang kemudian ramai di media sosial. “Namun yang bikin kita jengkel bahwa kekeliruan tersebut hanya dibilang sebagai human error,” ungkapnya.
Lebih mengherankan lagi, lanjut Agus, semua kesalahan data di Situng KPU hampir seluruhnya justru terindikasi menggelembungkan suara pasangan calon nomor 1. (sumber terowongan senayan/esa)