KTNA Dorong Penerapan Pertanian Presisi
Jakarta,Koranpelita.com
Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mendorong penerapan pertanian presisi guna meningkatkan keuntungan petani.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum KTNA Winarno Tohir dalam acara Peluncuran Buku Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani di Jakarta, kemarin.
Winarno menjelaskan, spirit pertanian presisi adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan ramah lingkungan. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan petani.
“Dengan ramah lingkungan maka keuntungan itu berlanjut terus-menerus selama masa bertani. Jadi, dengan menerapkan pertanian presisi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” jelasnya.
Dikatakan Winarno, buku ini tidak hanya memaparkan usaha tani presisi (precision farming) yang meliputi penyemaian sampai dengan pemanenan padi, tetapi juga memaparkan pascapanen berupa pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan gabah, serta penyimpanan beras. “Sinergi usaha tani presisi dan pascapanen presisi inilah disebut dengan pertanian presisi (precision agriculture),” ujar pria kelahiran Indramayu Jawa Barat ini.
Menurutnya, dalam pertanian presisi setiap keputusan proses pertanian harus berdasarkan informasi yang akurat. Di sini diperlukan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Data dan informasi yang dikumpulkan antara lain lahan pertanian, bibit, kandungan hara tanah, saluran irigasi, prediksi cuaca, data banjir, kebutuhan air tanaman, serta serangan hama dan penyakit
Dengan teknologi Global Positioning System (GPS) dan Geographic Information System (GIS), kita bisa menentukan karakteristik spesifik lokasi. Data GPS menekankan pada ketepatan posisi suatu lahan sementara GIS pada geografi atau karakteristik tanah dan lain-lain. Dari data GPS dan GIS ini dapat diketahui karakteristik lahan di suatu lokasi dengan lokasi lainnya. “Meski satu hamparan belum tentu karakteristik lahan itu sama. Di sinilah pentingnya pertanian presisi, ” katanya.
Karena lanjutnya, dengan teknologi sensor dan Internet of Things (IoT), bisa mendapatkan informasi ketersediaan hara tanah, pH tanah, kelembapan tanah, kandungan air tanah, data suhu dan curah hujan, cuaca dan iklim, kebutuhan air tanaman, kebutuhan hara tanaman, dan sebagainya.“Dengan drone, kita bisa mendapatkan informasi tanaman yang terkena hama dan penyakit,” kata pria yang akrab disapa dengan Pak Win.
Dengan bantuan teknologi microcontroler yang dipasang pada alat sensor, semua data lapangan yang diperoleh dapat dikirim ke server penyimpanan dan pengolahan data melalui internet. Data lapangan ini diolah dengan perangkat lunak tertentu agar menjadi informasi yang bisa digunakan kapan dan di mana saja untuk mengambil keputusan dalam aktivitas pertanian.
“Tetapi pertanian presisi saja belum cukup untuk mensejahterakan petani. Untuk itu diperlukan juga laporan tanaman prospektif yang menginformasikan prospek komoditas setiap awal tahun seperti yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Data ini dapat memberikan gambaran seberapa jauh peningkatan harga komoditas pada tahun berjalan,” tambahnya.
Berdasarkan prospek harga dan dikombinasi dengan penerapan pertanian presisi, petani dapat menghitung secara simulasi, berapa keuntungan yang bakal diperoleh sebelum menanam suatu komoditas. Tanaman jenis apa yang sebaiknya ditanam sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga harga jualnya relatif tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kalau kita perhatikan paparan di atas, berarti penerapan pertanian presisi memerlukan investasi yang besar, baik investasi publik yang dilakukan pemerintah maupun investasi swasta yang dilakukan para petani padi. Apakah mungkin para petani padi melakukan investasi yang terbilang mahal untuk menerapkan pertanian presisi mulai dari usaha tani hingga pascapanen,” ujar Winarno.(Vin)