Jakarta, Koranpelita.com
Awal musim kemarau tahun 2019 di Indonesia jatuh pada bulan April-Mei. Masa transisi musim dari penghujan menuju kemarau tersebut ditandai dengan fenomena musim pancaroba.
Demikian Sutopo Purwo Nugroho,Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana )dalam siaran pers diterima redaksi, Sabtu (5/4).
Pihaknya mengimbau agar masyarakat Indonesia lebih meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim kemarau yang diperkirakan akan memasuki puncaknya pada bulan Agustus. Terutama di wilayah yang rawan dengan kebakaran lahan seperti di Kalimantan Timur dan sebagian wilayah Sumatera, khususnya Riau.
Musim kemarau diperkirakan masuk pada bulan April-Mei ini, namun belum semua wilayah mengalami perubahan musim (masih penghujan), atau malah sebaliknya bahwa ada wilayah yang sudah mengalami dampak kekeringan. BNPB mengimbau agar warga mempersiapkan diri untuk menghadapi musim kemarau tersebut, khususnya Riau, dan wilayah yang rawan dengan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hingga saat ini, wilayah Riau menjadi daerah yang terus dipantau oleh BNPB dan lembaga lain terutama dalam kaitan kebakaran hutan dan lahan yang terus meningkat.
Data yang berhasil dihimpun, perluasan kebakaran hutan dan lahan mencapai 2.830 hektar per 1 Januari – 28 Maret 2019.
Adapun kasus terbesar dalam karhutla tersebut adalah meluasnya kebakaran lahan gambut yang berada di 12 kota/kabupaten di Provinsi Riau dengan wilayah terluas adalah di Bengkalis, dengan total area terbakar hingga 1.277,8 hektar. (oto)