Subang, Koranpelita.com
Langkah Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Anti Korupsi Seluruh Indonesia (LSM AKSI) Subang, Warlan melaporkan beberapa permasalahan hukum yang membelit PT. Sari Ater merupakan pengelola Objek Wisata Ciater Subang ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat, disayangkan Ketua LSM BBC Garda Jerman Subang Iman Jaelani.
Kepada Koranpelita.com, Selasa (26/3/2019), Iman juga mengaku kecewa atas pernyataan yang disampaikan ke media serta langkah pelaporan yang dilakukan Warlan tersebut, hal itu akan sangat berpengaruh kepada tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata Sari Ater yang semakin menurun.
“Kami atas nama putra daerah Ciater merasa sangat kecewa atas tindakan yang di lakukan oleh saudara Warlan (LSM AKSI) yang mengimbas kepada sepinya pengunjung pariwisata Sari Ater, dan komunitas para pedagang mengeluhkan sekali bahwa pengunjung akhir-akhir ini sangat berkurang tidak seperti biasanya,” kata Iman Jaelani.
Masih menurut Iman, dirinya pun mempertanyakan dasar pelaporan yang dilakukan oleh Warlan, sehingga berimbas kepada sepinya pengunjung pemandian air panas Ciater. Iman menduga langkah yang dilakukan Ketua LSM AKSI tersebut hanya sekedar sensasi belaka, untuk menaikan pamor di kalangan LSM Subang.
“Apakah saudara Warlan sebelum melakukan pelaporan sudah memiliki data yang kongkrit terlebih dahulu, Jika hanya bicara katanya tanpa ada bukti yang otentik sebaik nya di bicarakan terlebih dahulu, jangan sampai membuat kegaduhan di lintas sektor Sari Ater dan sekitar nya,” kata Iman.
Kegaduhan yang dilemparkan Warlan, Iman khawatir akan berdampak pada perpecahan persaudaraan antara putra Subang, Sari Ater dan kalangan LSM. “Karena Kami tidak pernah merusak organisasi kalian (Warlan dan LSM AKSI),” tegas Iman.
Iman menganjurkan, Jika ingin memperbaiki dan merubah sistem di kalangan pengelola wisata Sari Ater, sebaik nya di bicarakan terlebih dahulu dengan pihak pengelola dan dinas terkait, jangan asal bicara.
“Padahal masyarakat tidak pernah mencampuri urusan LSM dan Ormas, tetapi kenapa LSM dan Ormas ini lah yang selalu merusak dan membuat kegaduhan di sektor masyarakat terbawah sekali pun yang sering di atas nama kan. Dan kini lagi-lagi masyarakat dijual namanya untuk kepentingan pribadi,” pungkas Iman (Maman Suparman)