Jakarta, Koranpelita.com
Bertindak sebagai Manajer Timnas U-22 Indonesia merupakan berkah karena ia berhasil membina pemain nasional Sani Rizki Fauzi, yang juga anggota Polri.
Menurut Sumardji, bakat Sani memang sudah terlihat saat bermain di Bhayangkara FC, kebetulan di tim berjuluk The Guardian itu Sumardi menjabat sebagai Manajer.
“Saya sudah tahu karaker dan kualitas Sani selama di Bhayangkara FC. Waktu itu coach Simon (McMenemy) bilang ke saya kalau Sani pemain bagus dan punya hoki yang besar,” kata Sumardji.
Sumardji lantas terbesit untuk mengorbitkan Sani. Sani yang baru dimaikan di pertandingan ketiga kontra Kamboja, langsung mencuri perhatian Indra Sjafri.
Puncaknya, pada laga final pemuda kelahiran Sukabumi 21 silam itu mampu menyumbangkan sebuah gol.
“Alhamdulillah saya merasa terharu atas kegiatan hari ini. Di mana saya bersama-sama dengan coach Indra Sjafri dari awal memang ingin mencoba mengorbitkan bintang sepakbola yang berlatar belakang dari Polri,” kata Sumardji.
Ketika mensuport Sani, Sumardji ternyata punya cara tersendiri. Sumardji selalu mengatakan kepada Sani agar selalu ingat orang tua ketika berlatih dan bertanding.
Menurut Sumardji cara itu lah yang membuat Sani tampil maksimal di setiap pertandingan.
“Saya berulang kali saya sampaikan kepada Sani, kamu lupakan namanya capek, selalu kamu inget wajah saya, selalu kamu ingat orang tua kamu, kalau kamu capek kamu ingat wajah saya yang selalu teriak-teriak di bench,”.
Ia mengatakan, pemain harus berjuang lagi untuk persiapan kualifikasi Piala AFC U 23 mendatang. “Besok Minggu (3/3) mereka harus berkumpul lagi di Hotel Sultan untuk training camp. Jadi mereka hanya libur dari Kamis, Jumat dan Sabtu,” terangnya.
Sumardji menilai, target mereka sangat tinggi. “Kami harus menangi piala AFC. Karena, dengan begitu, kami bisa masuk ke Olimpiade 2020 mendatang,” harap Sumardji yang juga Kasubdit Regident Polda Metro Jaya ini. (kiki/bri)