Jakarta, Koranpelita.com
Delapan penerima beasiswa Studeren in Nederland-Studi di Belanda (StuNed) memaparkan hasil penelitiannya dalam bentuk moving seminar (seminar sistem belajar) usianya yang ke-20 di tahun ini. Tercatat lebih dari 100 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di Belanda menghadiri acara Perayaan 20 tahun StuNed tersebut.
Perayaan itu digelar oleh Nuffic Nesso Indonesia, sebuah lembaga pengelola beasiswa StuNed di Indonesia, dengan KBRI Den Haag, di Aula Nusantara KBRI Den Haag, akhir pekan dan dibuka resmi oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl.
Seminar berlangsung seru, interaktif dan inspiratif. Semua pemapar dan peserta sama-sama menikmati suguhan akademik namun disajikan dengan sangat menghibur. Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Din Wahid menyambut baik kegiatan ini dan akan menjadikannya kegiatan rutin dengan bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia di Belanda.
Peter menyatakan bahwa terdapat lebih dari 4.500 alumni beasiswa StuNed, yang tentunya keberadaan mereka membawa dampak yang besar bagi Indonesia.
Sambutan hangat diberikan Eric van Oudheusden, Koordinator Departemen Asia Tenggara dan Pasifik, Kementerian Luar Negeri Belanda menekankan bahwa StuNed secara khusus telah memberikan kontribusi penting bagi hubungan bilateral kedua negara, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja, menggarisbawahi peran mahasiswa Indonesia ini sebagai agen pembawa perubahan bagi masyarakat di sekitarnya dan agar terus berinovasi dan kreatif. “Studi di Belanda memberikan banyak kesempatan untuk mengasah kemampuan tersebut,” jelas Puja. (vin)