Prodi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Fatah Palembang Gelar Pelatihan Metode Penyembuhan Tadzikyyatun Nafs

Tampaknya Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang tidak bermain main mencetak dan melahirkan tenaga andal di bidang layanan kesehatan berbasis Tasawuf dan Psikoterapi.

Ya, guna mewujudkan profesionalisme dan kwalitas mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, Minggu (24/02/19) digelar Pelatihan Penyembuhan Illahiah Terapi Al Qur’an dengan metode Tadziyatun Nafs. Acara diadakan di Ruang Munaqasyah dengan trainer Ustadz Harmadianto atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ustadz Toto.

Dalam uraiannya di hadapan 50 orang mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, Ustadz Harmadianto memaparkan hal- hal mendasar terkait tema pelatihan. Disebutkab,
Tazkiyatun Nafs adalah proses pembersihan jiwa dari segala bentuk kotoran hati dan jiwa, sehingga menjadi pribadi yang mempunyai akhlak yang mulia.

“Karena betapa banyak dari kita yang masih belum memahami mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga kita melakukan sebuah kebenaran dengan berlandaskan pemahaman yang benar, tetapi persoalannya banyak di antara kita yang terjebak dalam syubhat dan keragu-raguan karena minimnya ilmu,” papar Ustadz Toto.

Parahnya lagi, tambah sang Ustadz, banyak manusia masih enggan untuk mencari ilmu atau sebenarnya tidak memiliki ilmu tetapi berlagak seperti orang yang Berilmu.

“Inilah sumber musibah itu.
Dengan demikian kita perlu rehabilitasi hati,” tegasnya.

Dalam upaya rehabilitasi hati ini setidaknya ada 3 langkah yang penting dilakukan.

Pertama: prilaku dan perbuatan manusia sangat tergantung pada kondisi hati yang ada di dalam dirinya. Apabila hatinya bersih dan baik, prilakunya baik dan sebaliknya apabila hatinya kotor dan buruk prilakunya juga akan buruk.

Kedua : kebersihan hati lebih penting dan lebih utama dari pada kebersihan fisik. Hati yang bersih akan melahirkan tubuh dan prilaku yang bersih dan sehat.

Ketiga: dengan hati yang bersih, hidup manusia akan tenang, damai dan bahagia . Karena kebahagian dan ketentraman ini bukan saja terletak pada kehidupan duniawi yang fana, tetapi hati yang bersih juga jaminan kebahagian ukrowi yang kekal dan abadi.

Demikian paparan Ustadz Harmadianto yang dikenal sebagai Trainer dan Profesional Therapist.

Sementara itu Ketua Prodi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Raden Fatah Palembang Haji Wijaya menegaskan, mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi bukan hanya dituntut memiliki kemampuan personal, akademikal dan profesional semata. Yang jauh lebih penting juga harus mampu menjadi sosok panutan yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.

“Karena nantinya ketika mahasiswa sudah selesai kuliah wajib mengaktualisasikan ilmunya di masyarakat sebagai Coach, Fasilitator, Promotor, konselor dan psikoterapis,” urai Haji Wijaya.

Dosen sekaligus pengusaha sukses ini menambahkan, dapat dipastikan ke depannya persoalan manusia dan peradabannya semakin kompleks. Karenanya persoalan terkait Spiritual Healing akan memiliki peran yang mengemuka dan sangat dibutuhkan.

“Penting saya tegaskan, mahasiswa prodi Tasawuf dan Psikoterapi ini adalah mahasiswa yang wajib memiliki kemampuan kemampuan praktis aplikasi. Karena prodi ini diharapkan mampu menghasilkan Sarjana Sains Terapan. Bukan ilmu murni, sehingga kurikulumnya pun disusun dengan mata kuliah yang berbasis kompetensi aplikatif. Seperti psikologi, dasar-dasar ilmu medis, farmakologi dan yang paling utama adalah Sufi Healing atau Spiritual Healing,” tandas Haji Wijaya yang mendapat aplous dari mahasiswa.

Ketika ditanya kenapa prodi ini terkesan agak ngotot untuk segera mempercepat kemampuan mahasiswanya dalam bidang terapiutik ini, pria berperawakan tegap dan suka humor ini sambil tertawa menjawab, “Bukan ngotot tapi ngebut. Anda lihatkan kecenderungan masyarakat kita saat ini ada indikasi sedang goyah moralnya dan terganggu mentalnya.”

Sinyaleman tersebut, lanjut Haji Wijaya, terlihat dengan indikasi masyarakat yang mudah marah, mudah panik dan mudah terprovokasi, sehingga pada akhirnya dapat memicu kerawanan sosial.

“Apalagi saat ini di tahun tahun politik, kita melihat jelas berbagai kerawanan sosial. Nah, kami sebagai elemen masyarakat, bangsa dan negara ini wajib ancang-ancang dan mempersiapkan diri untuk mencetak tenaga-tenaga terampil yang mampu merehabilitasi anggota masyarakat baik yang terganggu jiwanya sampai yang sakit jiwanya,” ungkap sosok yang juga dikenal sebagai sosiolog.

“Cara yang kita lakukan adalah dengan metode alamiah, ilmiah dan illahiah. Ini benar-benar sebuah proses yang sangat holistik,”tegas Haji Wijaya menutup perbincangan dengan media ini. (Dohan)

About editor

Check Also

NASKAH KESULTANAN BIMA DITETAPKAN SEBAGAI INGATAN KOLEKTIF NASIONAL 

Bima, Koranpelita.com Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyerahkan sertifikat penetapan naskah Bo’ Sangaji Kai sebagai …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca