Diskusi untuk Pengembangan Pelatihan Akademi Desa 4.0.
BOGOR, KP
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bekerja sama dengan Universitas Terbuka dan Perguruan Tinggi yang bergabung dalam Pertides, menggelar diskusi, di Bogor, Kamis, 14 Januari 2019.
Forum Group Discussion (FGD) dengan tujuan untuk Pengembangan Pelatihan Akademi Desa 4.0 di kawasan Bogor, Jawa Barat. Didkusi dibuka Sekjen Kemendes, Anwar Sanusi.
Haryono Suyono sebagai Ketua Tim Advisor Menteri Desa PDTT, didampingi pejabat Kemendes, Helmiyati, Dekan FHISIP-UT, Sofjan Arifin dan Wakil Ketua Pertides, Teguh Sudarto, memberikan pengarahan kepada para peserta FGD dan mengatakan bahwa, pada prinsipnya yang harus dikembangkan di Akademi Desa 4.0 antara lain perlu adanya materi atau bahan ajar dalam bentuk digital, dan bahan ajar tersebut agar disebarluaskan di desa-desa, sehingga rakyar dengan mudah bida mengakses bahan dimaksud.
Kepada pimpinan Universitas Terbuka dianjurkan untuk segera membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa, khususnya calon mahasiswa yang bertugas sebagai pemdamping desa. Perguruan Tinggi yang telah bergabung dalam Pertides agar segera mendaftar jika mereka ingin melanjutkan pendidikan, atau pendamping desa yg akan melanjutkan dapat mendaftar dan bergabung.
Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Pertides secara aklamasi akan menjadi partner yang handal dari Universitas Terbuka, dalam melakukan pembukaan, pendaftaran ataupun penerimaan calon mahasiswa.
Lebih lanjut, mantan Menko Kesra di Era Orde Baru ini menambahkan, untuk melengkapi dan menambahkan bahan ajar, materi program prioritas Kemendes, seperti Prukades, BUMDes, Embung Desa dan Sarana Olahraga Desa agar dimasukan juga di dalam bahan ajar Akademi Desa 4.0, Program Kemendes lainnya seperti program padat karya tunai perlu dikembangkan, sehingga masyarakat di desa merasakan manfaat dari program tersebut.
Kerjasama Kemendes dengan BKKBN harus segera ditindaklanjuti, terutama dalam upaya peningkatan gizi keluarga di desa, khususnya untuk keluarga yang tinggal di daerah tertinggal.
Tidak kalah penting dan juga menjadi perhatian serius akhir-akhir adalah masalah stunting atau gizi buruk, untuk itu perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh untuk pencegahan, demikian dikatanya mantan Kepala BKKBN dalam mengakhiri pengarahannya. (mdp).